Tampilkan postingan dengan label reuni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label reuni. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Mei 2016

#AADC2 dan Realita Persahabatan

Udah nonton #AADC2?


Bukan, kali ini bukan tentang Rangga. Bukan pula tentang Cinta. Karena Cinta selalu dapat memilih #eciyeee


Tapi ini tentang persahabatan.. persahabatan remaja yang bertransformasi menjadi persahabatan dewasa.

Semudah itu kah?

Teorinya iya. Apalagi menilik berat badan artis-artis pemeran di #AADC2. Setelah 14 tahun masih tetap. Kecuali Milly. *loh, sek ta lah, iki tentang opo seh?* #curcol #baper


Kenyataannya gak seindah dan semudah itu. Selisih terbesar antara teori dan realita adalah 10kg berat badan, at least, karena mempertahankan berat badan itu susah, terutama setelah menikah dan punya anak. Jauh lebih susah dari soal-soal Ujian Nasional. *iki maneh*


Selain itu, gak semua suami modelnya seperti Christian Sugiono, suami Maura yang modis dan stylish itu. Kebanyakan suami modelnya seperti Trian yang serius, dingin, dan gak seru. Minimal macam Mamet deh, suami Milly. Kalo gak kenal nama-nama di atas, silakan nonton dulu #AADC2. Mumpung masih main di bioskop.


Belom lagi masalah anak. Kalo mereka 11 tahun setelah lulus SMA, kita ini double dosis nya. 25 tahun. Jadi kalau mereka itu baru mau nikah, baru mau punya anak, atau anaknya masih kecil, tidak demikian dengan kita. Begitu masuk SD, jadwal bolos lebih susah. Pun kalau ditinggal, jadwal antar jemput sekolah dan les akan terbengkalai. Apalagi jaman sekarang cari pembantu susah... Belum lagi lirikan maut dari mertua...#curcolmaneh...


Hal-hal tersebut membuat main ke luar kota beberapa hari itu hanya utopia kaum jojoba (jomblo jomblo bahagia). Apalagi bisa sambil ketemu mantan #lahhhh

Demikian juga dengan rencana reuni kali ini. Sempat terpikir serunya beberapa jam berkumpul dengan konco lawas, sebelum reality bites, bahwa semua sobat jaman sekolah gak bisa datang, kecuali 1 orang bestie yang bisa datang.

Langsung mellow semalaman...

Cibubur, 11 Mei 2016

Selasa, 10 Mei 2016

Makna Reuni

Belakangan group whatsapp SMP/SMA kami meriah, sejak adanya rencana Reuni 25 tahun kelulusan SMA (iya, gue tua. Diem nape?)


Selain dibentuk kepanitiaan untuk hari H yang menentukan dari dekor hingga layout, juga ada koorinator per lokasi untuk yang tugasnya mencari alumni di sekitar kota/negara tersebut.


Maklum, walaupun SMA kita di Surabaya, tapi alumninya tersebar seluruh Indonesia, bahkan di berbagai kota di manca negara. (Sombong dikit boleh, kan?! Kapan lagi gitu loh!)


Dan sebagai orang yang ditunjuk sebagai koordinator Jakarta, mulailah aku bergerak dengan menuliskan nama-nama teman yang diingat-ingat kemungkinan ada di Jakarta.


Beberapa nama memang kita sering chat, beberapa lagi aktif di whatsapp group. Tetapi challenge terbesar adalah mengajak dan mendata teman-teman alumni yang silent reader, maupun yang silent beneran (alias gak ada kabarnya).


Memang group whatsapp kita itu kalo dipikir-pikir isinya pada orang bawel. Dalam kondisi ramai, ditinggal beberapa jam, chatnya bisa mencapai ribuan. (SUWER!! Tanyain para pelaku kalo gak percaya!)


Dan saat menghubungi kembali teman-teman yang silent, dan tidak aktif di social media, barulah kita ngobrol hati ke hati. Tentang keluarga dan anak-anak yang susah ditinggal, tentang pendidikan anak-anak, tentang belajar melepaskan anak-anak seperti melepaskan anak panah (tercantum di sajak Khalil Gibran).


Juga ada kisah tentang kesulitan di tempat kerja, juga tentang orang tua kami yang menua, dan segala problem kesehatannya.


Di situlah aku sadar. Reuni bukanlah saat tubuh kita hadir di tempat yang sama.
Makna reuni yang terdalam justru adalah saat kita berbagi mengenai kehidupan sekarang, menyetem ulang dawai-dawai kehidupan kita supaya menghasilkan nada yang sama, bersimpati pada permasalahan yang sama, menjadikan permasalahan orang lain menjadi anugerah yang kita olah sebagai doa-doa kita. Mengejar dan menyelaraskan apa yang tertinggal dari 25 tahun yang lalu.


Bahkan pada saat fisik kita berjauhan.


Cibubur, 10 Mei 2016

 credit image by Addy Widjaja... yang sekelas di kelas gila IIA1.1