Jumat, 10 Mei 2019

Imanku Kekuatanku - sesi 1

Mgr Paskalis Bruno Syukur - Uskup Bogor:

Imanku Kekuatanku contoh pertama adalah pengalaman hidup Monsignor. Anak kampung dari desa di Flores, menjadi Pastor, dikirim sekolah ke Roma, dan akhirnya menjadi Bapa Uskup. Yg bukan karena kekuatan diri sendiri atau orang tua, arau kekuatan ekonomi. Tapi karena Iman melalui Gereja Katolik

Contoh kedua adalah Konsili Vatikan II: iman yg dihidupi. Th 1962-1965 diadakan di Roma  oleh Paus saat itu yg saat dipilih dipandang dg pesimis oleh uskup2 lain dan dunia karena Uskupnya konservatif, sudah tua. Tetapi karena dia penuh Iman bahwa Roh Kudus akan membimbing Gereja ini  KV 2 menjadi pembaharuan luar biasa buat gereka Katolik, termasuk diijinkannya bahasa daerah digunakan dalam liturgi. 

Contoh ketiga dari Markus 10:46-52 Yesus menyembuhkan Bartimeus, orang buta di Yerikho. Bartimeus punya intuisi bahwa Yesus orang Nazareth ada kekuatan yg bisa menyembuhkan (menjawab persoalan)nya. ”YESUS ANAK DAUD, KASIHANILAH AKU!” Walaupun orang lain menyuruh dia diam. Akhirnya Yesus menghampiri dan berkata ”PERGILAH, IMANMU TELAH MENYELAMATKAN”. 

Kekuatan = Energi

Imanku kekuatanku: kekuatan untuk membawa suatu penmaharuan dalam hidup

Kekuatan untuk jadi lebih baik. Bukan hanya pembaharuan dalam hidup pribadi (spt Bartimeus), tetapi juga hidup bersama (persekutuan) Gereja Katolik (seperti Konsili Vatikan 2). 

Termasuk setelah KEP apakah ada perubahan kehidupan setelah ikut KEP? Bukan karena KEPnya, tapi karena Iman kita. Apakah kita punya kekuatan untuk membuat kita menjadi manusia yg lebih baik, termasuk terhadap keluarga dan orang lain. 

Imanku = Menjadi Katolik karena menerima dengan Iman (penuh kepercayaan, penuh penyerahan diri - akal budi, perasaan, kehendak) Allah yang menyatakan dirinya dalam YESUS KRISTUS dan menweima undangannya untuk bersatu (bercommunio) dengannya. Tanpa reserved. Tanpa ragu2 dan sepenuhnya. 

Iman itu menerima penuh dengan penyerahan diri seperti Bunda Maria. Bukan karena kita paham atau mengerti spt Bunda Maria. Iman bukan hanya karena masuk akal atau tidak karena bukan scientific. Jadi ada unsur pewahyuan. Percaya dan berserah walaupun tidak memahami. Ini titik tolaknya. 

Jangan seperti Thomas, yang harus pembuktian dulu baru percaya. Seperti kisah Agustinus yg melihat anak kecil menuangkan air laut ke lubang yang kecil. Agustinus bilang tidak mungkin samudera dimasukkan ke lubang kecil. Yang dijawab, sama dg Bapak yg ingin memahami Allah Tritunggal dengan akal kita yg terbatas. 

Tapi ada hal2 yang harus kita pelajari, karena Allah kita memberi kita akal budi. Ikutlah KEP, KPKS, sekolah (untuk anak2). Kita harus bertumbuh berkembang dengan memanfaatkan akal budi. Misalnya telpon tanpa kabel, atau belanja tanpa ke toko. 

Sebagai orang Katolik jangan ketinggalan dalam hal akal budi. Terus bertumbuh, terus berkembang. 

Manfaatkan akal budi tapi jangan untuk tipu2. Melainkan untuk kebaikan. 

Menjadi orang Katolik = menjadi anggota Gereja Katolik. Gereja Katolik = Persekutuan orang2 beriman akan Yesus Kristus dalam ikatan ketaatan kepada Paus sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja. 

Iman Katolik yang dimaksudkan disini adalah percaya pada pribadi Yesus Kristus yang diutus Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, datang menyelamatkan kita, dunia, dan alam semesta ini. (Pembaharuan yang baik dalam dunia ini / menebus dosa2 kita / membawa kesejahteraan hidup pada kita dan alam semesta). 

Iman adalah percaya atau menerima isi atau ajaran2 (cara hidup) yang disampaikan oleh Allah melalui Yesus Kristus dalam terang Roh kudus, menerimanya sebagai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Percaya apa yg dia wartakan. Tidak menghakimi orang, tidak menyombongkan diri. 

Beriman berarti menerima pribadi Allah dan melaksanakan ajaran, cara hidup Allah itu. 

Saat kita bawa gambar Yesus saat Kerahiman Illahi, bukan kita menyembah gambar, tapi mengingatkan kita pada pribadi Yesus. 

Kita ke Holyland, bukan karena kita ingin ke Israelnya, melainkan karena pribadi Yesus. 

Apa cara hidup Yesus yang bisa diteladani?

Cinta kasih


Mengampuni


Rendah hati


Lemah lembut 


Dst.

Bapa Uskup menyarankan ikut KEP supaya kita tidak menjadi orang Katolik yang begitu2 saja. Tapi makin mengeri ajaran Yesus. 

Sifat2 Gereja Katolik:

SATU

KUDUS

KATOLIK

APOSTOLIK

SATU (Unity), membangun persatuan dan kesatuan drngan Allah dan sesama yang diwujudkan dalam hidup sehari2 (satu Iman, satu kehidupan sakramental, satu warisan apostolik hirarki paus, uskup, imam diakon)

Gereja Universal dipimpin Paus. Gereja lokal dipimpin Uskup. Persekutuan paling kecil adalah Gereja Domestik dalam keluarga yang dikukuhkan dalam Sakramen Pernikahan. 

Kalau kita Katolik, kita berjuang membangun persatuan dan kesatuan. Pilih partai juga sama, jangan yg sektarian, tetapi partai yg menbangun persatuan dan kesatuan. 

KUDUS

Kristus telah mencurahkan Roh kudusnya. Gereja adalah SARANA dan TANDA KESELAMATAN. Kekudusan merupakan PANGGILAN dan TUJUAN HIDUP semua anggotanya. 

Gereja domestik juga sama. Jadikanlah sarana dan tanda keselamatan. 

Kesatuan tidak identik dengan keseragaman, melainkan menghargai adanya keberagaman. Tapi ada semangat persatuan, mengakui dan menghargai keberagaman.

KATOLIK

Universal, Kristus hadir di dalamnya, terbuka bagi dunia, tidak terbatas tempat, bangsa, budaya, waktu atau golongan tertentu. 

Misa dimana2 saja walaupun gak ngerti bahasanya tapi kita tahu.. oh ini lagi konsekrasi. 

Gereja Katolik tidak dikotak2kan dalam lokasi atau suku spt Gereja lain. 

Apostolik 

Ajaran2 rasul yang diteruskan Paus, Uskup, Imam, dst

Sumber iman

Kitab suci, tradisi suci, magisterium. 

Iman tanpa Perbuatan adalah MATI - Yakobus

Iman haruslah menghidupkan. Bagaimana menghidupkan Iman? 

Mengungkapkan Iman secara Explisit: tanda salib


Merayakan Sakramen2 (ekaristi)

Iman semakin kuat bila diungkapkan secara eksplisit. Bertindak khas Katolik (doa rosario, Novena, Ziarah, dll)

Perbuatan2 baik atau karitatif sebagai perwujudan iman walaupun tidak khas Katolik. (bakso dll) utk menghidupkan iman kita, membangun bonum commune, mencintai bangsa & negara, berdialog. 

Iman meneguhkan orang setia dalam Gereja Katolik.

Saksi2 iman masa kini


Faith has to make us see other believers as brothers and sisters that we have to love and support - Paus Fransiskus.


Umat Katolik pedalaman di Pakistan  dan india, orang2 sederhana yang masih mau jadi Katolik walaupun tidak mendapatkan apa2 di tengah represi mayoritas. 

Sesi tanya jawab dg Monsignor Paskalis:

Saat orang dalam keadaan duka, dikatakan Imanmu sedang diuji, apakah betul Tuhan menguji Iman kita? Apakah orang Katolik percaya takdir? 


Takdir seolah2 dipastikan sudah harus pasti begini (determinisme) . Dalam ajaran Gereja kita, Allah membebaskan manusia utk mengembangkan diri jadi orang baik dengan kemampuan yang ada pada kita. Atau tidak. Kalau sakit apakah iman diuji? Tidak. Sakit itu bagian dr keberadaan manusia yang terdiri dari raga atau jasmani yang bisa sakit. Tapi kalau diuji kesabaran kita, dalam pengertian mengolah diri kita melakukan kebaikan2 dalam sakit kita, kita berjuang mengikuti Allah atau tidak. 

Bagaimana konsep iman bisa diwujudkan dalam masyarakat supaya bisa terwujud iman Trinitas?


Waktu ekaristi, saya menerima hosti dan dengan iman saya percaya bahwa itu Tubuh Kristus. Karena kita menerima dengan iman dan kepercayaan. Orang lain menerima sekadar dengan akal, kalau dia tidak beriman, ya tidak apa2. Walaupun ada mukjizat2 bahwa itu sungguh2 Tubuh dan Darah Kristus. Tapi kita menerima dan percaya walaupun tidak ada bukti mukjizat. Sama spt mengampuni musuh, karena ajaran Yesus kita menerima dan berusaha mengikuti, walaupun sulit. Misalnya bagaimana Paus Yohanes Paulus 2 mengampuni Ali Aqsa, mengunjungi, mendoakan. Spt Theresia Kanak2 Yesus, Luka dibalas Cinta. Dalam keluarga juga yang paling sering melukai kita adalah pasangan kita. Makanya harus ada semangat pengampunan. 

Apa beda OFM dan OFM Capusin dan OFM Conventual? Di medsos kita sering dikafir2kan. Apakah kita kafir? Rohaniwan dan biarawan apakah sama atau beda?


Kalau kita dikafirkan, jangan terlalu terpengaruh, tidak perlu berdebat kusir  dan jangan down karena itu. Bahwa saya bukan orang kafir spt yg dia pikirkan. Mungkin konsep Keallahan kita berbeda dg mereka. Untuk OFM, memahami spiritual Fransiskan, ada beberpa perbedaan. Conventual itu tinggal di biara2 besar. Capusin menghayati kemiskinan secara radikal dan sungguh2, tinggal di biara2 kecil. Masing2 menghayati sisi lain dr St Fransiskus dan spiritualitasnya. Berbeda tp tetap kerjasama. Ada imam biarawan itu hidup membiara dalam tarekat. Rohaniwan misalnya Iman Diocesan tanpa tinggal di biara. 

Tidak ada komentar: