Sabtu, 11 Mei 2019

Imanku Kekuatanku - sesi 3

RD Alfonsus Sutarno - Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Bogor 

Catholic Parenting - Peran Sentral Orangtua dalam memupuk keimanan orangtua dan anak2. 

Kenakalan anak2 dari sudut pandang orangtua = kreatifitas dari sudut pandang anak2. 

Apapun yg terjadi pada anak, perkenalkanlah segala sesuatu yg baik pada anak. 

Mother Teresa: if you want to change the world, go home & love your family.

Keluarga:

Peletak dasar jati diri/kepribadian anak


Penaruh pengaruh pertama pada anak


Lingkungan primer dimana anak2 dikandung, dilahirkan dididik dan bertumbuh kembang


Akan jadi apa anak kelak, semua bermuka dari keluarga. 

Islam & Eropa dari sisi Antropologi

Dulu Eropa itu mayoritas Kristen, tapi belakangan lbh banyak Islam, karena Islam punya anak banyak, Kristen sendiri anaknya sedikit. Akhirnya diganti istilahnya dengan Islam in Europe. 

Terima kasih pada umat Katolik yg mau punya keturunan, dan tidak membatasi jumlah anak, melainkan terbuka pada jumlah yang dianugerahkan oleh Allah. 

Rm Tarno sendiri anak ke 14, 8 saudaranya yg lain meninggal waktu kecil, sehingga yg hidup 6 orang.  8 yg meninggal, ortu fisik secara lahiriah pasti sedih. Tapi secara spiritual, ortu bahagia, karena kematian adalah pintu gerbang untuk  berjumpa dengan pencipta. 

Andai 14 saudara semua hidup, mungkin lebih kurang gizi. 

Tuhan selalu memberi lebih dari apa yg kita minta

Kalau Tuhan mahabesar, jangan pernah minta yang kecil. Itu seperti minta uang 10 rupiah ke seorang Milyarder. Mintalah 100jt. 

Yang kecil2, gak usah minta juga Tuhan sudah kasih. Tapi mintalah yang besar, dan berdoalah sungguh2.

Saat ini anak2 dianggap sebagai beban, murukusunu / gemrungsung. Jadi bukan sukacita. 

Sukacita kehamilan dalam kitab suci

Sarah: istri Abraham sukacita karena hamil di usia tua akhirnya mengandung Ishak

Hana· istri Elkana menangis sampai mencucurkan air mata akhirnya mengandung Samuel

Maria: bunda Yesus, magnificat anima mea domine. Gembira

Fokus perhatian pada anak, dibawa ke Gereja, supaya anak2 menyerap apa yang terjadi di Gereja. Kalau ramai, nakal, lari2, diberitahu, tapi ya namanya anak2

Yang namanya cinta tidak perlu marah, frontal, kasar. Cinta itu justru halus, dan tidak bersuara. Kalau masih harus frontal, kasar, cintanya dangkal. 

Letakkan dasar iman kepada anak2, buah cinta dari ayah ibu. Senyum anak adalah pujian bagi Allah, karena tidak ada pura2. Untuk bapak ibu yang sudah punya cinta, teruskan cinta pada anak2 supaya mereka bisa meneruskan pada sesama

Sesi tanya jawab:

Seandainya punya anak sudah dewasa, jadi sedih karena anak2 lebih diam kalau punya masalah. Kita harus bagaimana?


Psikogenetik· sesuatu yg ada pada diri anak belum tentu karena sifat atau pembawaan anak, tapi karena apa yg ibu bapak pernah lakukan sebelumnya. Misalnya anak2 yg sering dilarang jadi sering kurang inisiatif, kurang bisa memimpin. Mintalah maaf pada anak2. Amatilah anak saat tidur, semua yg ada pada anak itu mirip ayah atau ibunya. Kagumilah. Kalau pernah ada penolakan, minta maaflah. Doakanlah. Mohon perlindungan untuk anak. Karena orang tua adalah saluran berkat untuk anak. Memberikan harapan dengan menanyakan apa yang menjadi kebutuhan anak2. 

Biarpun sudah jadi Romo, saat pulang, dia tetap seorang anak bungsu. Posisikan sebagai seorang anak. Jangan posisikan sebagai seorang Romo di rumah. 

Di Gereja Protestan, anak dibawa bisa sekolah minggu. Di Gereja Katolik anak2 pasti rewel karena masih kecil. 


Kutipan bapa Uskup dg Bahasa Inggris. Ada tulisannya ”Jangan jauhkan anak dari Ekaristi”. 

Di Johanes Baptista Parung, semua anak dilibatkan di Misa. Pasti akan ada yg ditangkap oleh anak. Kalaupun ada Bina Iman, itu diadakan selesai Misa. 

Romo membagikan komuni pada sedikit orang, dilanjutkan berkat anak. Umat lain bisa dilayani Prodiakon. 

Kalaupun anaknya banyak, yang paling penting adalah berkat Allah yang harus tercurah pada anak. Kalau disuruh pilih Bina Iman Anak, atau Misa, pilih Misa. Bina Iman pertama dan utama adalah orang tua di rumah. Carilah sekolah yang sekaligus mengajarkan agama Katolik, sekaligus mekanisme Krisma atau Komuni Pertama. 

Kekuatiran. Sebagai ibu Umat Berkebutuhan Khusus, kalau berantem, dia selalu bilang "Susi mau pulang". Selalu ada kekuatiran di bathin, kalau ibunya gak ada, siapa yg mengurus. 


MBSB mempelopori anak2 yang  berkebutuhan khusus. Kekhawatiran itu mulai dikikis oleh keberadaan orang lain. Beri perhatian khusus, yg punya kekuasaan untuk pulang atau tidak kan Dia bukan dia. Keputusasaan dia itu apa, kalau memungkinkan kita berikan, berikanlah. Itu menumbuhkan harapan juga pada UBK. 

Penguatan bahwa Anak adalah berkat sebagai ibu seorang UBK. Gangguan pendengaran, penglihatan, jantung bocor, keterbelakangan mental. Pertama menerima, kedua adalah berdamai dengan diri sendiri. Apakah memungkinkan anak2 UBK masuk ke dalam Gereja, tanpa tatapan aneh dan bisik2, agar welcome, hangat, terbuka, untuk keluarga dengan anak2 UBK?

Peneguhan Pak Hubertus mengutip alkitab Yohanes 9:2-3:

Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” 

Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 

Peneguhan Romo Tarno:

Jaga iman kita baik2, jangan mudah hilang karena kawin campur, atau pindah agama karena jabatan, pekerjaan.  

Orang Katolik yang paling mudah pindah agama karena menganggap agama lain sama baiknya. 

Kita harus punya fanatisme terhadap iman kita. Arahkan Generasi Muda ke fanatisme itu. Jangankan beda agama, beda Gereja saja berbeda imannya. Salib kita aja berbeda. Kitab Suci kita berbeda. Penghormatan kepada Maria juga berbeda. 

Mahatma Gandhi pernah bilang "I like Christ but I don't like Christians because they are unlike Christ".

Marilah kita ubah hidup kita supaya Mahatma Gandhi bisa bilang I like Christians because They are like Christ. 

Tidak ada komentar: