Sabtu, 11 Mei 2019

Imanku Kekuatanku - sesi 3

RD Alfonsus Sutarno - Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Bogor 

Catholic Parenting - Peran Sentral Orangtua dalam memupuk keimanan orangtua dan anak2. 

Kenakalan anak2 dari sudut pandang orangtua = kreatifitas dari sudut pandang anak2. 

Apapun yg terjadi pada anak, perkenalkanlah segala sesuatu yg baik pada anak. 

Mother Teresa: if you want to change the world, go home & love your family.

Keluarga:

Peletak dasar jati diri/kepribadian anak


Penaruh pengaruh pertama pada anak


Lingkungan primer dimana anak2 dikandung, dilahirkan dididik dan bertumbuh kembang


Akan jadi apa anak kelak, semua bermuka dari keluarga. 

Islam & Eropa dari sisi Antropologi

Dulu Eropa itu mayoritas Kristen, tapi belakangan lbh banyak Islam, karena Islam punya anak banyak, Kristen sendiri anaknya sedikit. Akhirnya diganti istilahnya dengan Islam in Europe. 

Terima kasih pada umat Katolik yg mau punya keturunan, dan tidak membatasi jumlah anak, melainkan terbuka pada jumlah yang dianugerahkan oleh Allah. 

Rm Tarno sendiri anak ke 14, 8 saudaranya yg lain meninggal waktu kecil, sehingga yg hidup 6 orang.  8 yg meninggal, ortu fisik secara lahiriah pasti sedih. Tapi secara spiritual, ortu bahagia, karena kematian adalah pintu gerbang untuk  berjumpa dengan pencipta. 

Andai 14 saudara semua hidup, mungkin lebih kurang gizi. 

Tuhan selalu memberi lebih dari apa yg kita minta

Kalau Tuhan mahabesar, jangan pernah minta yang kecil. Itu seperti minta uang 10 rupiah ke seorang Milyarder. Mintalah 100jt. 

Yang kecil2, gak usah minta juga Tuhan sudah kasih. Tapi mintalah yang besar, dan berdoalah sungguh2.

Saat ini anak2 dianggap sebagai beban, murukusunu / gemrungsung. Jadi bukan sukacita. 

Sukacita kehamilan dalam kitab suci

Sarah: istri Abraham sukacita karena hamil di usia tua akhirnya mengandung Ishak

Hana· istri Elkana menangis sampai mencucurkan air mata akhirnya mengandung Samuel

Maria: bunda Yesus, magnificat anima mea domine. Gembira

Fokus perhatian pada anak, dibawa ke Gereja, supaya anak2 menyerap apa yang terjadi di Gereja. Kalau ramai, nakal, lari2, diberitahu, tapi ya namanya anak2

Yang namanya cinta tidak perlu marah, frontal, kasar. Cinta itu justru halus, dan tidak bersuara. Kalau masih harus frontal, kasar, cintanya dangkal. 

Letakkan dasar iman kepada anak2, buah cinta dari ayah ibu. Senyum anak adalah pujian bagi Allah, karena tidak ada pura2. Untuk bapak ibu yang sudah punya cinta, teruskan cinta pada anak2 supaya mereka bisa meneruskan pada sesama

Sesi tanya jawab:

Seandainya punya anak sudah dewasa, jadi sedih karena anak2 lebih diam kalau punya masalah. Kita harus bagaimana?


Psikogenetik· sesuatu yg ada pada diri anak belum tentu karena sifat atau pembawaan anak, tapi karena apa yg ibu bapak pernah lakukan sebelumnya. Misalnya anak2 yg sering dilarang jadi sering kurang inisiatif, kurang bisa memimpin. Mintalah maaf pada anak2. Amatilah anak saat tidur, semua yg ada pada anak itu mirip ayah atau ibunya. Kagumilah. Kalau pernah ada penolakan, minta maaflah. Doakanlah. Mohon perlindungan untuk anak. Karena orang tua adalah saluran berkat untuk anak. Memberikan harapan dengan menanyakan apa yang menjadi kebutuhan anak2. 

Biarpun sudah jadi Romo, saat pulang, dia tetap seorang anak bungsu. Posisikan sebagai seorang anak. Jangan posisikan sebagai seorang Romo di rumah. 

Di Gereja Protestan, anak dibawa bisa sekolah minggu. Di Gereja Katolik anak2 pasti rewel karena masih kecil. 


Kutipan bapa Uskup dg Bahasa Inggris. Ada tulisannya ”Jangan jauhkan anak dari Ekaristi”. 

Di Johanes Baptista Parung, semua anak dilibatkan di Misa. Pasti akan ada yg ditangkap oleh anak. Kalaupun ada Bina Iman, itu diadakan selesai Misa. 

Romo membagikan komuni pada sedikit orang, dilanjutkan berkat anak. Umat lain bisa dilayani Prodiakon. 

Kalaupun anaknya banyak, yang paling penting adalah berkat Allah yang harus tercurah pada anak. Kalau disuruh pilih Bina Iman Anak, atau Misa, pilih Misa. Bina Iman pertama dan utama adalah orang tua di rumah. Carilah sekolah yang sekaligus mengajarkan agama Katolik, sekaligus mekanisme Krisma atau Komuni Pertama. 

Kekuatiran. Sebagai ibu Umat Berkebutuhan Khusus, kalau berantem, dia selalu bilang "Susi mau pulang". Selalu ada kekuatiran di bathin, kalau ibunya gak ada, siapa yg mengurus. 


MBSB mempelopori anak2 yang  berkebutuhan khusus. Kekhawatiran itu mulai dikikis oleh keberadaan orang lain. Beri perhatian khusus, yg punya kekuasaan untuk pulang atau tidak kan Dia bukan dia. Keputusasaan dia itu apa, kalau memungkinkan kita berikan, berikanlah. Itu menumbuhkan harapan juga pada UBK. 

Penguatan bahwa Anak adalah berkat sebagai ibu seorang UBK. Gangguan pendengaran, penglihatan, jantung bocor, keterbelakangan mental. Pertama menerima, kedua adalah berdamai dengan diri sendiri. Apakah memungkinkan anak2 UBK masuk ke dalam Gereja, tanpa tatapan aneh dan bisik2, agar welcome, hangat, terbuka, untuk keluarga dengan anak2 UBK?

Peneguhan Pak Hubertus mengutip alkitab Yohanes 9:2-3:

Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” 

Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 

Peneguhan Romo Tarno:

Jaga iman kita baik2, jangan mudah hilang karena kawin campur, atau pindah agama karena jabatan, pekerjaan.  

Orang Katolik yang paling mudah pindah agama karena menganggap agama lain sama baiknya. 

Kita harus punya fanatisme terhadap iman kita. Arahkan Generasi Muda ke fanatisme itu. Jangankan beda agama, beda Gereja saja berbeda imannya. Salib kita aja berbeda. Kitab Suci kita berbeda. Penghormatan kepada Maria juga berbeda. 

Mahatma Gandhi pernah bilang "I like Christ but I don't like Christians because they are unlike Christ".

Marilah kita ubah hidup kita supaya Mahatma Gandhi bisa bilang I like Christians because They are like Christ. 

Jumat, 10 Mei 2019

Imanku Kekuatanku - sesi 2

RD. Habel Jadera Formator Seminari Tinggi St Petrus Paulus Keuskupan Bogor (Romo Milenial)

Kenapa kita mengambil tema Imanku kekuatanku? Memang belakangan sepertinya kita kurang iman kita. Kenapa? Karena pengajarannya, terutama katekese dalam keluarga. 

Dasar KEP Matius 28:19-20 

Siapa yg diutus? Pergilah, wartakanlah, jadikanlah semua bangsa muridKu. Semua orang Katolik diutus. 

Katolik kalau tidak mau mewartakan kabar gembira, jangan jadi Katolik. Kita harus berani jadi PEWARTA. Tapi kita tidak suka pergi, kita suka orang datang ke kita. Kalo lapar GoFood. Kalo mau jalan GoJek, kalo malas bersihkan rumah, GoClean, dst. 

Pewarta itu harus SUKACITA. Orang Katolik mewartakan kabar Sukacita, makanya harus sukacita. 

Kenapa kita harus mewartakan? 

Situasi Para Rasul pada saat itu, tidak ada lagi yg bisa dilakukan selain mewartakan karena sukacita. 

Untuk mewartakan, kita harus terbuka utk  mewartakan misi dan  Karya Roh Kudus. 

Sejak awal mula, para murid dan para rasul mengikuti Petrus mewartakan kabar sukacita kebangkitan Kristus (katakese). 

Apakah kita doa malam di keluarga? Apakah ada baca kitab suci 1 perikop? Gereja Domestik kan bukan hanya makan2 dan kumpul2 tetapi juga pendidikan dari orang tua atau Katakese. Apakah kita sudah mengajarkan cara doa rosario, baca kitab suci, berdoa. Jangan2 kitab sucinya pun salah. Ini pendidikan pewartaan yang kecil2. 

Adakah yg doa 10x sehari? Kadang kita berdoa tapi gak sadar. Iman sudah ada tapi tidak hidup. 

Tetapi banyak yg tidak berani mengajarkan ke anak2 karena iman orang tua sendiri kurang. 

Realitas sekarang: KONTAMINASI 

Misalnya kita bicara Ismail anak Hagar. Kita terpikirnya dari Ismail akan muncul Nabi Muhamad. Ini kontaminasi , karena kita baca kitab suci dg pemikiran Muslim. Bukan dari pemikiran Kristen. 

Kebiasaan doa arwah di agama Buddha, dengan memberikan sesajen. Padahal Katolik. Boleh nggak? Jangan bikin orang meninggal jadi pusing. Jadi orang Katolik kita berdoa supaya yang meninggal naik ke surga bersatu dengan Tuhan. Jangan dipanggil turun lagi ke dunia. Nanti pusing bolak balik. 

OMK kita kalah dengan anak muda Kristen yg hafal alkitab. OMK kita diam2 saja takut ditanya karena gak tahu, gak ngerti. 

Budaya sekarang: I SHOP THEREFORE I AM, KONSUMERISME. Sekarang sekarang sekarang. KEP, baca kitab suci dll, apakah bermanfaat buat sekarang? Tidak kan?  Kenikmatan sesaat saat ini. Punya uang dihabiskan saat ini. Carpe Diem. Budaya instant. Hari ini, hari ini, hari ini. 

Kalau anak muda hanya fokus dg saat ini, bergantung dg kemampuan dia sekarang, milik dia sekarang, akhirnya muncul FRUSTASI, kehilangan harapan. 

Kalau bermimpi apakah ada dasarnya? Bermimpi, berkhayal, melamun, berharap. Bedanya apa? Bermimpi, berkhayal, melamun semua tanpa dasar. Hanya berharap yg ada dasarnya, yaitu IMAN. 

Yoh 1:35 Perjumpaan dengan para murid. Yesus hanya menoleh ke belakang. Tatapan penuh kasih memanggil mereka. Iman bisa muncul dari hal2 kecil. 

Tugas utama Katekese: mengembangkan nilai2 kristiani (injili) dalam diri pribadi dan kelompok dengan latar belakang budaya masing2. Supaya nilai2 Kristiani sungguh hidup dalam pribadi masing2. Dimulai dari keluarga. 

Katekese adalah SARANA EVANGELISASI / pewartaan. Maka harus ditujukan pada mereka (anak2, orang muda, orang dewasa) yg mengkhususkan diri mereka untuk lbh mengenal Kristus. 

Penekanan KATEKESE untuk peningkatan iman, intinya di kitab suci hanya 1: pergi dan menjadi saksi. 

Penerimaan Iman ... (sesuai katekismus)

Iman adalah tanggapan manusia atas wahyu Allah. 

Membumikan iman dalam kehidupan sehari2: fides quae, fides qua. Bagaimana penghayatan pribadi dari tanggapan manusia atas wahyu Allah, dan pengajaran2nya. 

Kita diharapkan jadi saksi Iman. Kesaksian Kristiani berarti berani berbicara mewartakan tentang Tuhan Yesus Kristus dengan sukacita, terutama keluar dari sukacita hidup kita masing2. 

Kesaksian Iman harus hadir dalam  Perkataan - Hati - Tindakan. 

Iman sangat penting dalam kehidupan kita. Bagaimana kehilangan Iman, kehilangan harapan? Contoh Ibu yg kehilangan anaknya. Iman tidak harus dijelaskan, karena Iman tidak bisa dipelajari, tetapi hiduplah dengan baik dan mengundang orang lain bertanya ”kenapa kamu hidup seperti itu?”. Jadi tidak perlu memaksa2kan iman kita kepada orang lain. Atau menceritakan iman kita kepada orang2 dan mengaharapkan orang mengikuti kita. 

Iman adalah rahmat yang harus kita terima. 

Katekese dari kata catechein (cat & echo = keluar dan bergema). Jadi harus keluar dan berbicara berulang tanpa henti sampai bergema. Jangan sampai terjadi kontaminasi, konsumerisme, dan frustasi. 

Tambahan dr Monsignor

Salah satu sisi iman kita adalah RAHMAT atau anugerah. Supaya kita jangan sombong bahwa iman kita adalah hasil kita berjuang atau pengorbanan2 kita (mempersembahkan anak sebagai Pastor, atau karena kita sudah melayani dalam Gereja, dst). 

Tuhan mengundang kita, dan kita diberi anugerah dari Tuhan. Manusia diberi Tuhan kebebasan untuk menanggapi dan berjuang untuk iman kita. Tetapi iman itu juga Rahmat, anugerah terbesar. Termasuk Tuhan Yesus Kristus. 

Sesi tanya jawab:

St Petrus adalah Paus pertama. Apakah jaman itu sudah ada ekaristi?


Sudah ada, sejak perjamuan malam terakhir.

Ibu yg menikah dengan muslim, awalnya tidak ada masalah, belakangan bermasalah, anak dilarikan untuk dibaptis tapi ditolak semua Gereja. Apakah betul anak tidak bisa dibaptis tidak ada jalan lain? 


Saat itu menikah secara muslim. Prosedur Gereja itu sangat hati2 dengan saudara Muslim. Minimal karena perkawinan secara Muslim, tidak bisa sembarangan membabtis, karena bisa dianggap Kristenisasi. 

Asal ada persetujuan kedua ortu, hitam di atas putih, kemudian cari wali baptis menjamin pendidikan Katoliknya. 

Apakah Tante Sari boleh ikut KEP lagi sebagai pendengar? 


Culture of now, apakah ada hubungannya dengan "Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari"? Untuk Katekese, Kristen yang keliling membaca firman ke rumah2, harus seperti apa? Apakah boleh atau saya lebih baik ditolak?


Matius 6:34 beda dg Culture of Now. Matius 6:34 mengajarkan konsep iman. Kesusahan jangan terlalu dipikirkan. Untuk Kristen yg kelilingan, biasanya dr Saksi Jehovah, ditolak saja. Mereka tidak menganggap kita pengikut Kristus. Karena kita sudah ikut Kristus, tidak perlu lagi membuat kita jadi pengikut Kristus. Di Bandung saja seminari didatangi. 

Imanku Kekuatanku - sesi 1

Mgr Paskalis Bruno Syukur - Uskup Bogor:

Imanku Kekuatanku contoh pertama adalah pengalaman hidup Monsignor. Anak kampung dari desa di Flores, menjadi Pastor, dikirim sekolah ke Roma, dan akhirnya menjadi Bapa Uskup. Yg bukan karena kekuatan diri sendiri atau orang tua, arau kekuatan ekonomi. Tapi karena Iman melalui Gereja Katolik

Contoh kedua adalah Konsili Vatikan II: iman yg dihidupi. Th 1962-1965 diadakan di Roma  oleh Paus saat itu yg saat dipilih dipandang dg pesimis oleh uskup2 lain dan dunia karena Uskupnya konservatif, sudah tua. Tetapi karena dia penuh Iman bahwa Roh Kudus akan membimbing Gereja ini  KV 2 menjadi pembaharuan luar biasa buat gereka Katolik, termasuk diijinkannya bahasa daerah digunakan dalam liturgi. 

Contoh ketiga dari Markus 10:46-52 Yesus menyembuhkan Bartimeus, orang buta di Yerikho. Bartimeus punya intuisi bahwa Yesus orang Nazareth ada kekuatan yg bisa menyembuhkan (menjawab persoalan)nya. ”YESUS ANAK DAUD, KASIHANILAH AKU!” Walaupun orang lain menyuruh dia diam. Akhirnya Yesus menghampiri dan berkata ”PERGILAH, IMANMU TELAH MENYELAMATKAN”. 

Kekuatan = Energi

Imanku kekuatanku: kekuatan untuk membawa suatu penmaharuan dalam hidup

Kekuatan untuk jadi lebih baik. Bukan hanya pembaharuan dalam hidup pribadi (spt Bartimeus), tetapi juga hidup bersama (persekutuan) Gereja Katolik (seperti Konsili Vatikan 2). 

Termasuk setelah KEP apakah ada perubahan kehidupan setelah ikut KEP? Bukan karena KEPnya, tapi karena Iman kita. Apakah kita punya kekuatan untuk membuat kita menjadi manusia yg lebih baik, termasuk terhadap keluarga dan orang lain. 

Imanku = Menjadi Katolik karena menerima dengan Iman (penuh kepercayaan, penuh penyerahan diri - akal budi, perasaan, kehendak) Allah yang menyatakan dirinya dalam YESUS KRISTUS dan menweima undangannya untuk bersatu (bercommunio) dengannya. Tanpa reserved. Tanpa ragu2 dan sepenuhnya. 

Iman itu menerima penuh dengan penyerahan diri seperti Bunda Maria. Bukan karena kita paham atau mengerti spt Bunda Maria. Iman bukan hanya karena masuk akal atau tidak karena bukan scientific. Jadi ada unsur pewahyuan. Percaya dan berserah walaupun tidak memahami. Ini titik tolaknya. 

Jangan seperti Thomas, yang harus pembuktian dulu baru percaya. Seperti kisah Agustinus yg melihat anak kecil menuangkan air laut ke lubang yang kecil. Agustinus bilang tidak mungkin samudera dimasukkan ke lubang kecil. Yang dijawab, sama dg Bapak yg ingin memahami Allah Tritunggal dengan akal kita yg terbatas. 

Tapi ada hal2 yang harus kita pelajari, karena Allah kita memberi kita akal budi. Ikutlah KEP, KPKS, sekolah (untuk anak2). Kita harus bertumbuh berkembang dengan memanfaatkan akal budi. Misalnya telpon tanpa kabel, atau belanja tanpa ke toko. 

Sebagai orang Katolik jangan ketinggalan dalam hal akal budi. Terus bertumbuh, terus berkembang. 

Manfaatkan akal budi tapi jangan untuk tipu2. Melainkan untuk kebaikan. 

Menjadi orang Katolik = menjadi anggota Gereja Katolik. Gereja Katolik = Persekutuan orang2 beriman akan Yesus Kristus dalam ikatan ketaatan kepada Paus sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja. 

Iman Katolik yang dimaksudkan disini adalah percaya pada pribadi Yesus Kristus yang diutus Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, datang menyelamatkan kita, dunia, dan alam semesta ini. (Pembaharuan yang baik dalam dunia ini / menebus dosa2 kita / membawa kesejahteraan hidup pada kita dan alam semesta). 

Iman adalah percaya atau menerima isi atau ajaran2 (cara hidup) yang disampaikan oleh Allah melalui Yesus Kristus dalam terang Roh kudus, menerimanya sebagai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Percaya apa yg dia wartakan. Tidak menghakimi orang, tidak menyombongkan diri. 

Beriman berarti menerima pribadi Allah dan melaksanakan ajaran, cara hidup Allah itu. 

Saat kita bawa gambar Yesus saat Kerahiman Illahi, bukan kita menyembah gambar, tapi mengingatkan kita pada pribadi Yesus. 

Kita ke Holyland, bukan karena kita ingin ke Israelnya, melainkan karena pribadi Yesus. 

Apa cara hidup Yesus yang bisa diteladani?

Cinta kasih


Mengampuni


Rendah hati


Lemah lembut 


Dst.

Bapa Uskup menyarankan ikut KEP supaya kita tidak menjadi orang Katolik yang begitu2 saja. Tapi makin mengeri ajaran Yesus. 

Sifat2 Gereja Katolik:

SATU

KUDUS

KATOLIK

APOSTOLIK

SATU (Unity), membangun persatuan dan kesatuan drngan Allah dan sesama yang diwujudkan dalam hidup sehari2 (satu Iman, satu kehidupan sakramental, satu warisan apostolik hirarki paus, uskup, imam diakon)

Gereja Universal dipimpin Paus. Gereja lokal dipimpin Uskup. Persekutuan paling kecil adalah Gereja Domestik dalam keluarga yang dikukuhkan dalam Sakramen Pernikahan. 

Kalau kita Katolik, kita berjuang membangun persatuan dan kesatuan. Pilih partai juga sama, jangan yg sektarian, tetapi partai yg menbangun persatuan dan kesatuan. 

KUDUS

Kristus telah mencurahkan Roh kudusnya. Gereja adalah SARANA dan TANDA KESELAMATAN. Kekudusan merupakan PANGGILAN dan TUJUAN HIDUP semua anggotanya. 

Gereja domestik juga sama. Jadikanlah sarana dan tanda keselamatan. 

Kesatuan tidak identik dengan keseragaman, melainkan menghargai adanya keberagaman. Tapi ada semangat persatuan, mengakui dan menghargai keberagaman.

KATOLIK

Universal, Kristus hadir di dalamnya, terbuka bagi dunia, tidak terbatas tempat, bangsa, budaya, waktu atau golongan tertentu. 

Misa dimana2 saja walaupun gak ngerti bahasanya tapi kita tahu.. oh ini lagi konsekrasi. 

Gereja Katolik tidak dikotak2kan dalam lokasi atau suku spt Gereja lain. 

Apostolik 

Ajaran2 rasul yang diteruskan Paus, Uskup, Imam, dst

Sumber iman

Kitab suci, tradisi suci, magisterium. 

Iman tanpa Perbuatan adalah MATI - Yakobus

Iman haruslah menghidupkan. Bagaimana menghidupkan Iman? 

Mengungkapkan Iman secara Explisit: tanda salib


Merayakan Sakramen2 (ekaristi)

Iman semakin kuat bila diungkapkan secara eksplisit. Bertindak khas Katolik (doa rosario, Novena, Ziarah, dll)

Perbuatan2 baik atau karitatif sebagai perwujudan iman walaupun tidak khas Katolik. (bakso dll) utk menghidupkan iman kita, membangun bonum commune, mencintai bangsa & negara, berdialog. 

Iman meneguhkan orang setia dalam Gereja Katolik.

Saksi2 iman masa kini


Faith has to make us see other believers as brothers and sisters that we have to love and support - Paus Fransiskus.


Umat Katolik pedalaman di Pakistan  dan india, orang2 sederhana yang masih mau jadi Katolik walaupun tidak mendapatkan apa2 di tengah represi mayoritas. 

Sesi tanya jawab dg Monsignor Paskalis:

Saat orang dalam keadaan duka, dikatakan Imanmu sedang diuji, apakah betul Tuhan menguji Iman kita? Apakah orang Katolik percaya takdir? 


Takdir seolah2 dipastikan sudah harus pasti begini (determinisme) . Dalam ajaran Gereja kita, Allah membebaskan manusia utk mengembangkan diri jadi orang baik dengan kemampuan yang ada pada kita. Atau tidak. Kalau sakit apakah iman diuji? Tidak. Sakit itu bagian dr keberadaan manusia yang terdiri dari raga atau jasmani yang bisa sakit. Tapi kalau diuji kesabaran kita, dalam pengertian mengolah diri kita melakukan kebaikan2 dalam sakit kita, kita berjuang mengikuti Allah atau tidak. 

Bagaimana konsep iman bisa diwujudkan dalam masyarakat supaya bisa terwujud iman Trinitas?


Waktu ekaristi, saya menerima hosti dan dengan iman saya percaya bahwa itu Tubuh Kristus. Karena kita menerima dengan iman dan kepercayaan. Orang lain menerima sekadar dengan akal, kalau dia tidak beriman, ya tidak apa2. Walaupun ada mukjizat2 bahwa itu sungguh2 Tubuh dan Darah Kristus. Tapi kita menerima dan percaya walaupun tidak ada bukti mukjizat. Sama spt mengampuni musuh, karena ajaran Yesus kita menerima dan berusaha mengikuti, walaupun sulit. Misalnya bagaimana Paus Yohanes Paulus 2 mengampuni Ali Aqsa, mengunjungi, mendoakan. Spt Theresia Kanak2 Yesus, Luka dibalas Cinta. Dalam keluarga juga yang paling sering melukai kita adalah pasangan kita. Makanya harus ada semangat pengampunan. 

Apa beda OFM dan OFM Capusin dan OFM Conventual? Di medsos kita sering dikafir2kan. Apakah kita kafir? Rohaniwan dan biarawan apakah sama atau beda?


Kalau kita dikafirkan, jangan terlalu terpengaruh, tidak perlu berdebat kusir  dan jangan down karena itu. Bahwa saya bukan orang kafir spt yg dia pikirkan. Mungkin konsep Keallahan kita berbeda dg mereka. Untuk OFM, memahami spiritual Fransiskan, ada beberpa perbedaan. Conventual itu tinggal di biara2 besar. Capusin menghayati kemiskinan secara radikal dan sungguh2, tinggal di biara2 kecil. Masing2 menghayati sisi lain dr St Fransiskus dan spiritualitasnya. Berbeda tp tetap kerjasama. Ada imam biarawan itu hidup membiara dalam tarekat. Rohaniwan misalnya Iman Diocesan tanpa tinggal di biara. 

Jumat, 19 April 2019

Mimpi Buruk Demokrasi Indonesia

Setelah berbulan2 lamanya kita dicekoki dengan kampanye Pilpres tanpa kampanye legislatif yang berarti (selain Bro & Sis di PSI), sekarang kita dicekoki dengan mimpi buruk.

Mimpi buruk ini adalah drama tak henti2 dari paslon 02 dan pendukungnya.

Kenapa saya katakan drama? Karena kontestasi bahkan belum berakhir (belum ada hasil akhir dari KPU), tapi pihak paslon 02 sudah keblinger dan mengumumkan kemenangan.

Bukan sekali mengumumkan kemenangannya tapi 4x di TV (yang TV juga gue salahkan karena ngasih panggung -- sekali lagi. Yang penting rating). Sinetron busuk aja dia putar, apalagi capres stress.

Kemudian selain itu ada penggalangan massa diluar kampanye dan setelah pencoblosan di rumah capres 02 (sebelumnya mau di Istiqlal & Monas pada saat umat Kristiani merayakan Jumat Agung -- yg aku bacar sebagai sinyal kedua massa beda agama ini mau diamprokin).

Kan sesuASU banget!

Saran saya buat yang lebih TNI dari TNI, kalo gak siap kalah, jangan ngikut lomba. Soalnya tiap kali kalah trus purik, ngamuk. Penonton jadi repot.

Salut buat Pak Dhe Jokowi yg menahan diri dari merayakan kemenangan dan menanti serta menghargai waktu yang dibutuhkan KPU untuk rekapitulasi suara sebelum mengambil keputusan.

Jokowi memang negarawan sejati.

Dan kau, mantan Jendral dan anak manja konglo kaya, you guys are big LOSERS.

Jumat, 02 November 2018

Pernikahan Maia Estianty dan Kebahagiaan Netizen

Gue bukan Lambe Turah.. tapi gue mau mengulas fenomena menarik di social media, dimana pernikahan Maia Estianty disambut dengan gegap gempita oleh segenap netizen.

Banyak sekali netizen yang menuliskan di kolom comment di IG Maia “Kenapa Maia yg nikah gue yg bahagia, ya?”

Flash back beberapa tahun lalu, ada teman yg punya hasil survei media dari lembaga survei ternama yang mengatakan bahwa terbitan yang paling banyak pembacanya  (bukan terbanyak oplahnya ya, karena 1 oplah bisa jadi dibaca lebih dari 1 orang), adalah Majalah HIDAYAH.

Kesimpulan teman itu, ternyata banyak di masyarakat yang mengharapkan bahwa 'Kejahatan yang tidak terbalaskan oleh manusia akan dibalas oleh Tuhan'.

Pembaca HIDAYAH ini beragam usia dan latar belakang Sosial Ekonomi. Dan 1 majalah dibaca oleh banyak orang. Kebetulan kantor redaksinya di Kompleks sini, dan konon pemiliknya adalah orang Malaysia.

Yang menarik, ilustrasi dan cerita di kisah2 HIDAYAH ini seram dan jelas bukan untuk konsumsi anak2. Tapi belakangan justru diangkat ke televisi dg judul bernuansa 'azab'. Misalnya mandor jahat mati mayatnya masuk ke mesin giling semen, lengkap dengan visualisasinya yang mengundang orang utk mengucap “MashaAllah” dan “Astaghfirullah”.

Nah.. kembali ke dunia keartisan.. kita tahu satu dekade silam, AD menceraikan ME setelah berselingkuh sampai menghamili MJ, pasangan duet ME istrinya.

Tidak cukup dg itu, hak asuh semua anak2nya dirampas dr sang ibu, meninggalkan ME dalam keterpurukan.

Saat itu, ada 1 teman yg merupakan teman SD ME di Sekolah Dasar Katolik YG  di Surabaya yang mengatakan... “Keluarga Maia itu educated dan terpandang. Ayahnya Rektor, kakek buyutnya HOS Tjokroaminoto. Waktu awal mau nikah dg AD juga udh ditentang keluarga, tapi mungkin karena sudah kadung cinta, dan ME orangnya berkemauan keras, maka tetap menikah dg pilihannya”.

Maka saat mantan suami yg sekarang hidupnya awur2an karena terjun ke politik (yg hasilnya semi nyungsep), dan riwa riwi sama selingkuhannya yg cuma sekedar di nikah siri tapi katanya skg sudah hijrah, sedangkan ME meroket.. orang merasa ... bahwa ini adalah akhir episode HIDAYAH yang mereka tunggu2.

Bahwa yang direndahkan manusia akan ditinggikan Tuhan dan yang sebaliknya.

Demikian ulasan lambeku ...
Bagaimana menurut lambemu... ?

🤣🤣😅😅

Minggu, 16 September 2018

Crazy Rich Asian

I watched Crazy Rich Asians today with J and the kids.

Although I found this movie amusing and entertaining, as a 3rd generation chinese descendant who was brought up in a big (i mean BIG) family, I can relate to this story so much.

I remember my younger year, where I lived with my Ama and Akung (GrandMa and GrandPa from my father's side) along with my Aunts and Uncles in 1 house, before My Grandparents buy another house 2 doors away from our house.

I remember my Grandpa Rolex with foggy glass and glasses so confex it makes your eyes hurt.

And my Ama... my Ama is the strongest figure in my Dad's family. My Akung is a quiet man who used to walk my brother for afternoon stroll and send me off to school while he is on his way to market to buy fishes to make hiewan for us.

My Uncles and Aunts all bows to my Ama. And I am her favorit granddaughter, as I spent my childhood sleeping with her among her snoring. There she would told me not to married a westerner nor people from another island and stereotyping them.

My Mom, and my Uncle's wives would eventually take turns confessing to me how life is tough for them under my Ama apprentice. The newest member will receive harshest treatment, which will lessen with time as you bear children [preferably son], who bear my Akung family name.

I learned how important a son is for any daughter-in-law to secure position as preferred family member in my Ama eyes.

And how she played mahjong with her elderly friends, some of whom still have their feet bounded.

Then there's this story about struggle to achieve higher economy status in life. How they have to be savvy to survive with 9 kids [my father being the eldest].

My Dad eventually moved out to a new house by the time I was in my 11th grade. I only stayed in that house for 1 year before I went for my university degree in US [no, not Calstate Fullerton]. And my time with my BIG family became a distance memory.

But when J came to Sby before my Ama passed away, she always said that I was the cruel one. 🤣🤣 dunno why she said that. May be I unintentionally hurt her with something I did.

Then this movie .....

Crazy Rich Asians is not only about money and power. It's about the matriarchal power inside the patriarchal social frame, of Ama that everyone considered as 慈禧太后 [the Empress Dowager Cixi] from the Qing Dynasty.

It's about the burden of expectation being the son that will inherit the throne of the family power.

It depicts beautifully about mother|daughter love hate relationship which at the end shows that motherly live prevails when all other love ends (which makes me cry so hard holding on to my girl's hand).

It's about how hard educated woman is appreciated in traditional chinese family because you are expected to do 3M [macak, masak manak], until there's a popular saying, why should one need to go to university if you only end up in the kitchen [and in bed].

It's about beautiful female friendship, who offer silent hug or just a shoulder to cry on like what Peik Lin to Rachel, or Rachel to Astrid. Just silently be there. Without judging. Something that is so difficult to find nowadays.

But most of all, it is about finding your own destiny, and fighting for what tour heart long for...

And I end the day by wishing my Uncle and Aunts & cousins in HongKong, safety from Mangkhut Typhoon.

Disclaimer: We are not the Crazy Rich Chinese Surabayans that was described by the viral posts. But rest assure I knew people who did exactly that. 😂

Cibubur, 16 September 2018

Kamis, 29 Juni 2017

Catatan Perjalanan yang Tertunda - Fushimi Inari Taisho

Salah satu lokasi yang menjadi bucket list gue adalah Fushimi Inari Taisha, salah satu Shinto shrine yang paling photogenic dengan warna orange terangnya.

Saat ada kesempatan dari kantor untuk berangkat ke Osaka, dan waktu find out bahwa Kyoto hanya 1 jam perjalanan naik kereta ke Kyoto, aku merasa bahwa Fushimi Inari is a MUST.

Dan Kyoto adalah hari ke 2 setelah kedatangan. Sengaja berangkat rada pagian (dengan catatan belom sarapan). beruntung karena lokasi hotel ada di JR Osaka Station sehingga tinggal walking distance ke Hankyu Umeda Station yang terletak persis di seberangnya.

Sebetulnya bila kita gape dengan network di kolong stasiun itu, kita bisa pindah dari stasiun ke stasiun tanpa keluar dari gedung. Jadi pakai labirin bawah tanah. Tapi itu nanti aku jelasin di blog tersendiri ya.

Hankyu line ini memang perusahaan Kereta Api yang sangat kuat untuk jalur Kansai Osaka - Kyoto. Bahkan setengah perjalanan, pemandangan keluar jendela adalah Stasiun sekaligus depo Hankyu Railway. Seru lihatnya.

Stasiun terdekat dengan Fushimi Inari ada 2: Fushimi Inari Sta milik Hankyu Railway dan JR Inari milik Japan Railway. JR Inari lebih besar dan punya akses jalan masuk pintu utama ke Fushimi Inari, dimana banyak orang berfoto dengan background big torii dan main shrine-nya. Fushimi Inari Station lebih kecil dan melalui jalan-jalan kecil termasuk akses samping ke kompleks Fushimi Inari, dimana sepanjang perjalanan pada jualan makanan yang yummy yum yum...


Main Shrine dan Big Torii Gate

pedagang makanan sepanjang jalan sekitar Fushimi Inari

Mochi yang kenyal2 dan lembut banget... maknyussss

Mau lewat mana, sama aja, dan karena aku pikir lebih dekat, aku berhenti di Fushimi Inari Station, melewati stand makanan. Pulangnya karena akan ke Arashiyama (Bamboo Path) baru melewati JR Inari.

Karena datang kepagian, pedagang makanan belom pada buka (disitu kadang aku merasa sedih). Padahal turis sudah ramai. Banyak anak-anak sekolah dengan guru atau pimpinan groupnya yang cantik pakai jas dan topi kecil membawa bendera. Persis seperti di anime.

Anyway... karena aku datang sendirian dan gak ada yang menjelaskan, maka I have moral responsibility to explain now, jadi orang-orang yang jalan sendirian gak salah jalan.

Pertama, sebelum memasuki area shrine, ada  pancuran tempat air. Itu lokasi bilas. Semacam air suci kalau di Katolik, sebelum masuk Gereja. Atau wudhu buat umat Muslim. Cucilah tangan di sana... dengan aturan sebagai berikut:
1. Ambil air dengan gayung panjang pakai tangan kanan dari pancuran, siram ke tangan kiri.
2. Ambil air dengan gayung panjang pakai tangan kiri dari pancuran, siram ke tangan kanan.
3. Dengan tangan kiri, tuangkan air dari gayung ke tangan kanan, bilas mulut (jangan kumur, gak sopan)
4. Ambil air di gayung, tuang ke arah pergelangan tangan untuk membilas gagang gayung yang tadi kita pegang.

tempat membilas tangan dan mulut di depan Fushimi Inari


Iya... segitu complicatednya... dan itu baru pembukaan... *sudah berasa mau nangis belom?*

Biasa setelah itu, kita menuju main shrine yang terletak di belakang bangunan terbesar di lokasi tersebut. Di dalamnya terdapat dewa-dewa Shinto. yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:
1. Membungkuk dalam (90 derajat) 1x
2. Bertepuk tangan 2x
3. Berdoa
4. Bertepuk tangan 2x
5. Membunyikan lonceng dengan menarik tali
6. Membungkuk dalam 1x untuk mengakhiri doa.

main shrine dengan deretan lonceng di tepian langit-langitnya


Tapi karena gue gak sealiran dengan Shinto, gue cukup puas melihat orang-orang membunyikan lonceng (some are purely due to curiosity dan bukan karena berdoa).

Di samping kanan main shrine ini ada smaller shrines yang juga dipakai untuk berdoa. Dan di sini, tema utamanya adalah gantungan tali warna-warni.

Tali-tali yang berisi ujub doa

smaller shrine

Saat aku datang, ada 1 bale mirip panggung yang dipakai untuk upacara. Upacaranya itu adalah seorang wanita menari dengan pakaian tradisional dengan wajah diputihkan. Lagunya dengan tabuhan tradisional, gendang, seruling, dan perkusi lainnya. Tapi ada bagian keamanan yang memastikan pengunjung yang menonton tidak bersuara dan tidak mengambil foto.

Kemudian dengan rasa penasaran tinggi untuk menemukan rows of torii gate segera aku berkeliling sekitar area main shrine, dan menemukan patung anjing yang menjaga kuil (belakangan baru tahu kali itu teh FOX alias rubah... lain anjing). Rubah itu binatang yang dipercaya menjaga beberapa shrines di Jepang, simbol kecil tapi cerdas dan lincah.

Rubah penjaga kuil

Dan sebelum ke belakang kita melewati area dimana kita bisa memberikan sumbangan dengan mendapatkan berbagai material untuk ujub doa, papan kayu yang bisa ditulis-tulis, atau ramalan kertas yang kalau jelek bisa diikat-ikat ke tali-tali yang disiapkan di sana. Dan semuanya gak ada yang jagain. Mungkin dianggap uang receh kali ya.

lokasi ujub dan sumbangan

Ada lagi yang berupa loket-loket, tetapi karena ada tulisannya No Photo... ya nggak berani foto... daripada kena deportasi.

Semakin berjalan ke atas, ada banyak shrines kecil dalam perjalanan menuju torii gate. Modelnya lucu-lucu dengan 1 warna tema: orange menyala.


beraneka kuil kecil sepanjang setapak

Sampai akhirnya.... VOILA!!!

deretan torii gate pertama yang penuh karena turis pada mau foto di sini... 

Penuhnyaaa.. sampe umpel-umpelan... sumpah, gak ada bagus-bagusnya selain toriinya besar-besar sehingga terlihat gagah, tapi cat sudah pudar.

bagaimana mau foto bagus coba... udah mau nangis liatnya


Syukurlah umpel-umpelan ini hanya berakhir di pelataran berikutnya dimana ada berbagai object foto yang menarik, yaitu permohonan yang ditulis di kayu berbentuk wajah rubah...

Dan seperti biasa... dengan "tenaga bulan" orang-orang Jepang bisa membuat dia sebagai display gambar anime yang menarik.


Di pelataran ini juga ada batu bertuah di salah satu ujungnya. Anak-anak dengan seragam sekolah berbaris rapi dan bergantian berusaha mengangkat batu, dipercaya yang bisa mengangkat batu akan tercapai cita-citanya. So far aku tungguin 5 menit sih, semua anak bisa mengangkat batu (tentunya dengan berdoa sebelumnya, mungkin seperti make a wish sebelum tiup lilin, gitu).

ritual mengangkat batu

Nah.. barulah setelah pelataran ini... kita benar-benar menuju rangkaian torii gate. Kira-kira begini petanya:

peta lengkap torii gate

Diperkirakan apabila mau mengikuti napak tilas seluruh rangkaian gerbang bambu ini, membutuhkan waktu 2-3 jam. Karena memang tidak terlalu full acara hari itu, dan Fushimi Inari bagaikan memanggil jiwaku untuk datang, maka aku putuskan, aku akan coba jalan sekuatnya, 

Jalan setapak yang tadinya masih penuh manusia, perlahan menjadi lebih longgar. Rupanya rata-rata turis berhenti sampai pelataran itu. Jadi saat naik ke atas, hawa lebih dingin, orang lebih sedikit sehingga mudah sekali menemukan spot sempurna untuk berfoto. Rata-rata yang naik ke atas selain turis bule adalah orang Jepang sendiri. Atau fotografer dengan kamera DSLR lengkap dengan tripod. 

Di sepanjang jalan setapak ini, kita bisa mendengarkan kicauan burung-burung, air mengalir dari puncak Gunung Inari, hingga puluhan shrine kecil yang bertebaran di punggung gunung Inari ini, termasuk kuburan, pemujaan kecil, kuil yang membutuhkan kita untuk keluar dari jalan setapak utama (yang gak berani gue lakukan karena takut nyasar).

pemandangan menuju ke puncak

pemandangan turun dari puncak


Dan.. tips untuk spot foto terbaik adalah dari atas turun ke bawah. Karena dari atas itulah tulisan di bilah bambu itu terlihat jelas. Tulisan tersebut adalah nama penyumbang / donatur dari pembangunan Fushimi Inari shrine. 

Jadi ingat dalam kepercayaan kuno, termasuk animisme dan dinamisme, gunung atau tempat tinggi dianggap sebagai tempat tinggal dewa-dewa atau kekuatan ynag lebih tinggi daripada kekuatan manusia. Jadilah tempat persembahan, atau tempat sembah hyang (sembahyang), diletakkan di tempat yang dianggap paling suci, sebagian besar di puncak-puncak gunung. 

Mungkin atas dasar itu pula, tulisan donatur torii gate juga ditulis menghadap ke puncak, supaya dewa-dewa bisa membaca siapa yang menyumbang, sehingga bisa melimpahkan berkat secara tepat. Atau juga karena adat ketimuran yang membuat kita enggan pamer bahkan saat banget pengen pamer, sehingga nama ditulis besar-besar tapi di belakang. Semacam humble brag gitu.

If you ask me how far I go... jawabannya "Not that far"... Baru perhentian ke dua. sudah lewat dari Danau yang ada di perhentian pertama, tapi masih jauhhhh dari puncak. Udah cape. Selain itu, perhentian kedua ini adalah perhentian terakhir dimana masih ada short-cut ke bawah. Di perhentian berikutnya, lanjut sampai ke puncak. May be next time. 

Dan jalan turun dari perhentian kedua ini sangat menarik karena melewati sisi yang berbeda, yaitu perumahan penduduk sekitar. Lengkap dengan tempat doa kecil sepanjang jalan. Disini juga terlihat, kepercayaan mereka itu mixed antara Shinto dan Buddhist, karena ada beberapa patung-patung Buddha bahkan Dewi Kwan Im (Avalokiteswara).

beberapa shrine dalam perjalanan turun lewat perumahan

jalan setapak dalam perjalanan turun

suspected patung Dewi Kwan Im

suspected patung Dewi Kwan Im

I grew up in Buddhist family, and my Mom is Kwan Im worshipper, bahkan Mama has been avoiding beef for a long-long time. I know that there are many forms of Goddes of Mercy. Mirip-mirip Bunda Maria bagi orang Katolik.  Dan di Jepang ini, semua patung Dewi Kwan Im nya ini menggendong bayi. 

Mungkin ini menggambarkan kerinduan masyarakat Jepang terutama kaum seniornya, akan datangnya keturunan atau bayi di keluarganya. Hal ini mengingat kaum muda di Jepang jarang yang mau menikah dan punya anak, dan lebih jarang lagi yang religius. Mungkin.

Anyway, mengunjungi Fushimi Inari itu bagaikan membaca denyut hidup masyarakat Jepang, kepercayaan mereka, kekhawatiran mereka, harapan mereka, cinta mereka. Semua bergelut menjadi satu. Di Inari. 

Late post from visit 23 Mei 2017