Tampilkan postingan dengan label seminar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label seminar. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2019

Imanku Kekuatanku - sesi 2

RD. Habel Jadera Formator Seminari Tinggi St Petrus Paulus Keuskupan Bogor (Romo Milenial)

Kenapa kita mengambil tema Imanku kekuatanku? Memang belakangan sepertinya kita kurang iman kita. Kenapa? Karena pengajarannya, terutama katekese dalam keluarga. 

Dasar KEP Matius 28:19-20 

Siapa yg diutus? Pergilah, wartakanlah, jadikanlah semua bangsa muridKu. Semua orang Katolik diutus. 

Katolik kalau tidak mau mewartakan kabar gembira, jangan jadi Katolik. Kita harus berani jadi PEWARTA. Tapi kita tidak suka pergi, kita suka orang datang ke kita. Kalo lapar GoFood. Kalo mau jalan GoJek, kalo malas bersihkan rumah, GoClean, dst. 

Pewarta itu harus SUKACITA. Orang Katolik mewartakan kabar Sukacita, makanya harus sukacita. 

Kenapa kita harus mewartakan? 

Situasi Para Rasul pada saat itu, tidak ada lagi yg bisa dilakukan selain mewartakan karena sukacita. 

Untuk mewartakan, kita harus terbuka utk  mewartakan misi dan  Karya Roh Kudus. 

Sejak awal mula, para murid dan para rasul mengikuti Petrus mewartakan kabar sukacita kebangkitan Kristus (katakese). 

Apakah kita doa malam di keluarga? Apakah ada baca kitab suci 1 perikop? Gereja Domestik kan bukan hanya makan2 dan kumpul2 tetapi juga pendidikan dari orang tua atau Katakese. Apakah kita sudah mengajarkan cara doa rosario, baca kitab suci, berdoa. Jangan2 kitab sucinya pun salah. Ini pendidikan pewartaan yang kecil2. 

Adakah yg doa 10x sehari? Kadang kita berdoa tapi gak sadar. Iman sudah ada tapi tidak hidup. 

Tetapi banyak yg tidak berani mengajarkan ke anak2 karena iman orang tua sendiri kurang. 

Realitas sekarang: KONTAMINASI 

Misalnya kita bicara Ismail anak Hagar. Kita terpikirnya dari Ismail akan muncul Nabi Muhamad. Ini kontaminasi , karena kita baca kitab suci dg pemikiran Muslim. Bukan dari pemikiran Kristen. 

Kebiasaan doa arwah di agama Buddha, dengan memberikan sesajen. Padahal Katolik. Boleh nggak? Jangan bikin orang meninggal jadi pusing. Jadi orang Katolik kita berdoa supaya yang meninggal naik ke surga bersatu dengan Tuhan. Jangan dipanggil turun lagi ke dunia. Nanti pusing bolak balik. 

OMK kita kalah dengan anak muda Kristen yg hafal alkitab. OMK kita diam2 saja takut ditanya karena gak tahu, gak ngerti. 

Budaya sekarang: I SHOP THEREFORE I AM, KONSUMERISME. Sekarang sekarang sekarang. KEP, baca kitab suci dll, apakah bermanfaat buat sekarang? Tidak kan?  Kenikmatan sesaat saat ini. Punya uang dihabiskan saat ini. Carpe Diem. Budaya instant. Hari ini, hari ini, hari ini. 

Kalau anak muda hanya fokus dg saat ini, bergantung dg kemampuan dia sekarang, milik dia sekarang, akhirnya muncul FRUSTASI, kehilangan harapan. 

Kalau bermimpi apakah ada dasarnya? Bermimpi, berkhayal, melamun, berharap. Bedanya apa? Bermimpi, berkhayal, melamun semua tanpa dasar. Hanya berharap yg ada dasarnya, yaitu IMAN. 

Yoh 1:35 Perjumpaan dengan para murid. Yesus hanya menoleh ke belakang. Tatapan penuh kasih memanggil mereka. Iman bisa muncul dari hal2 kecil. 

Tugas utama Katekese: mengembangkan nilai2 kristiani (injili) dalam diri pribadi dan kelompok dengan latar belakang budaya masing2. Supaya nilai2 Kristiani sungguh hidup dalam pribadi masing2. Dimulai dari keluarga. 

Katekese adalah SARANA EVANGELISASI / pewartaan. Maka harus ditujukan pada mereka (anak2, orang muda, orang dewasa) yg mengkhususkan diri mereka untuk lbh mengenal Kristus. 

Penekanan KATEKESE untuk peningkatan iman, intinya di kitab suci hanya 1: pergi dan menjadi saksi. 

Penerimaan Iman ... (sesuai katekismus)

Iman adalah tanggapan manusia atas wahyu Allah. 

Membumikan iman dalam kehidupan sehari2: fides quae, fides qua. Bagaimana penghayatan pribadi dari tanggapan manusia atas wahyu Allah, dan pengajaran2nya. 

Kita diharapkan jadi saksi Iman. Kesaksian Kristiani berarti berani berbicara mewartakan tentang Tuhan Yesus Kristus dengan sukacita, terutama keluar dari sukacita hidup kita masing2. 

Kesaksian Iman harus hadir dalam  Perkataan - Hati - Tindakan. 

Iman sangat penting dalam kehidupan kita. Bagaimana kehilangan Iman, kehilangan harapan? Contoh Ibu yg kehilangan anaknya. Iman tidak harus dijelaskan, karena Iman tidak bisa dipelajari, tetapi hiduplah dengan baik dan mengundang orang lain bertanya ”kenapa kamu hidup seperti itu?”. Jadi tidak perlu memaksa2kan iman kita kepada orang lain. Atau menceritakan iman kita kepada orang2 dan mengaharapkan orang mengikuti kita. 

Iman adalah rahmat yang harus kita terima. 

Katekese dari kata catechein (cat & echo = keluar dan bergema). Jadi harus keluar dan berbicara berulang tanpa henti sampai bergema. Jangan sampai terjadi kontaminasi, konsumerisme, dan frustasi. 

Tambahan dr Monsignor

Salah satu sisi iman kita adalah RAHMAT atau anugerah. Supaya kita jangan sombong bahwa iman kita adalah hasil kita berjuang atau pengorbanan2 kita (mempersembahkan anak sebagai Pastor, atau karena kita sudah melayani dalam Gereja, dst). 

Tuhan mengundang kita, dan kita diberi anugerah dari Tuhan. Manusia diberi Tuhan kebebasan untuk menanggapi dan berjuang untuk iman kita. Tetapi iman itu juga Rahmat, anugerah terbesar. Termasuk Tuhan Yesus Kristus. 

Sesi tanya jawab:

St Petrus adalah Paus pertama. Apakah jaman itu sudah ada ekaristi?


Sudah ada, sejak perjamuan malam terakhir.

Ibu yg menikah dengan muslim, awalnya tidak ada masalah, belakangan bermasalah, anak dilarikan untuk dibaptis tapi ditolak semua Gereja. Apakah betul anak tidak bisa dibaptis tidak ada jalan lain? 


Saat itu menikah secara muslim. Prosedur Gereja itu sangat hati2 dengan saudara Muslim. Minimal karena perkawinan secara Muslim, tidak bisa sembarangan membabtis, karena bisa dianggap Kristenisasi. 

Asal ada persetujuan kedua ortu, hitam di atas putih, kemudian cari wali baptis menjamin pendidikan Katoliknya. 

Apakah Tante Sari boleh ikut KEP lagi sebagai pendengar? 


Culture of now, apakah ada hubungannya dengan "Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari"? Untuk Katekese, Kristen yang keliling membaca firman ke rumah2, harus seperti apa? Apakah boleh atau saya lebih baik ditolak?


Matius 6:34 beda dg Culture of Now. Matius 6:34 mengajarkan konsep iman. Kesusahan jangan terlalu dipikirkan. Untuk Kristen yg kelilingan, biasanya dr Saksi Jehovah, ditolak saja. Mereka tidak menganggap kita pengikut Kristus. Karena kita sudah ikut Kristus, tidak perlu lagi membuat kita jadi pengikut Kristus. Di Bandung saja seminari didatangi. 

Imanku Kekuatanku - sesi 1

Mgr Paskalis Bruno Syukur - Uskup Bogor:

Imanku Kekuatanku contoh pertama adalah pengalaman hidup Monsignor. Anak kampung dari desa di Flores, menjadi Pastor, dikirim sekolah ke Roma, dan akhirnya menjadi Bapa Uskup. Yg bukan karena kekuatan diri sendiri atau orang tua, arau kekuatan ekonomi. Tapi karena Iman melalui Gereja Katolik

Contoh kedua adalah Konsili Vatikan II: iman yg dihidupi. Th 1962-1965 diadakan di Roma  oleh Paus saat itu yg saat dipilih dipandang dg pesimis oleh uskup2 lain dan dunia karena Uskupnya konservatif, sudah tua. Tetapi karena dia penuh Iman bahwa Roh Kudus akan membimbing Gereja ini  KV 2 menjadi pembaharuan luar biasa buat gereka Katolik, termasuk diijinkannya bahasa daerah digunakan dalam liturgi. 

Contoh ketiga dari Markus 10:46-52 Yesus menyembuhkan Bartimeus, orang buta di Yerikho. Bartimeus punya intuisi bahwa Yesus orang Nazareth ada kekuatan yg bisa menyembuhkan (menjawab persoalan)nya. ”YESUS ANAK DAUD, KASIHANILAH AKU!” Walaupun orang lain menyuruh dia diam. Akhirnya Yesus menghampiri dan berkata ”PERGILAH, IMANMU TELAH MENYELAMATKAN”. 

Kekuatan = Energi

Imanku kekuatanku: kekuatan untuk membawa suatu penmaharuan dalam hidup

Kekuatan untuk jadi lebih baik. Bukan hanya pembaharuan dalam hidup pribadi (spt Bartimeus), tetapi juga hidup bersama (persekutuan) Gereja Katolik (seperti Konsili Vatikan 2). 

Termasuk setelah KEP apakah ada perubahan kehidupan setelah ikut KEP? Bukan karena KEPnya, tapi karena Iman kita. Apakah kita punya kekuatan untuk membuat kita menjadi manusia yg lebih baik, termasuk terhadap keluarga dan orang lain. 

Imanku = Menjadi Katolik karena menerima dengan Iman (penuh kepercayaan, penuh penyerahan diri - akal budi, perasaan, kehendak) Allah yang menyatakan dirinya dalam YESUS KRISTUS dan menweima undangannya untuk bersatu (bercommunio) dengannya. Tanpa reserved. Tanpa ragu2 dan sepenuhnya. 

Iman itu menerima penuh dengan penyerahan diri seperti Bunda Maria. Bukan karena kita paham atau mengerti spt Bunda Maria. Iman bukan hanya karena masuk akal atau tidak karena bukan scientific. Jadi ada unsur pewahyuan. Percaya dan berserah walaupun tidak memahami. Ini titik tolaknya. 

Jangan seperti Thomas, yang harus pembuktian dulu baru percaya. Seperti kisah Agustinus yg melihat anak kecil menuangkan air laut ke lubang yang kecil. Agustinus bilang tidak mungkin samudera dimasukkan ke lubang kecil. Yang dijawab, sama dg Bapak yg ingin memahami Allah Tritunggal dengan akal kita yg terbatas. 

Tapi ada hal2 yang harus kita pelajari, karena Allah kita memberi kita akal budi. Ikutlah KEP, KPKS, sekolah (untuk anak2). Kita harus bertumbuh berkembang dengan memanfaatkan akal budi. Misalnya telpon tanpa kabel, atau belanja tanpa ke toko. 

Sebagai orang Katolik jangan ketinggalan dalam hal akal budi. Terus bertumbuh, terus berkembang. 

Manfaatkan akal budi tapi jangan untuk tipu2. Melainkan untuk kebaikan. 

Menjadi orang Katolik = menjadi anggota Gereja Katolik. Gereja Katolik = Persekutuan orang2 beriman akan Yesus Kristus dalam ikatan ketaatan kepada Paus sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja. 

Iman Katolik yang dimaksudkan disini adalah percaya pada pribadi Yesus Kristus yang diutus Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, datang menyelamatkan kita, dunia, dan alam semesta ini. (Pembaharuan yang baik dalam dunia ini / menebus dosa2 kita / membawa kesejahteraan hidup pada kita dan alam semesta). 

Iman adalah percaya atau menerima isi atau ajaran2 (cara hidup) yang disampaikan oleh Allah melalui Yesus Kristus dalam terang Roh kudus, menerimanya sebagai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Percaya apa yg dia wartakan. Tidak menghakimi orang, tidak menyombongkan diri. 

Beriman berarti menerima pribadi Allah dan melaksanakan ajaran, cara hidup Allah itu. 

Saat kita bawa gambar Yesus saat Kerahiman Illahi, bukan kita menyembah gambar, tapi mengingatkan kita pada pribadi Yesus. 

Kita ke Holyland, bukan karena kita ingin ke Israelnya, melainkan karena pribadi Yesus. 

Apa cara hidup Yesus yang bisa diteladani?

Cinta kasih


Mengampuni


Rendah hati


Lemah lembut 


Dst.

Bapa Uskup menyarankan ikut KEP supaya kita tidak menjadi orang Katolik yang begitu2 saja. Tapi makin mengeri ajaran Yesus. 

Sifat2 Gereja Katolik:

SATU

KUDUS

KATOLIK

APOSTOLIK

SATU (Unity), membangun persatuan dan kesatuan drngan Allah dan sesama yang diwujudkan dalam hidup sehari2 (satu Iman, satu kehidupan sakramental, satu warisan apostolik hirarki paus, uskup, imam diakon)

Gereja Universal dipimpin Paus. Gereja lokal dipimpin Uskup. Persekutuan paling kecil adalah Gereja Domestik dalam keluarga yang dikukuhkan dalam Sakramen Pernikahan. 

Kalau kita Katolik, kita berjuang membangun persatuan dan kesatuan. Pilih partai juga sama, jangan yg sektarian, tetapi partai yg menbangun persatuan dan kesatuan. 

KUDUS

Kristus telah mencurahkan Roh kudusnya. Gereja adalah SARANA dan TANDA KESELAMATAN. Kekudusan merupakan PANGGILAN dan TUJUAN HIDUP semua anggotanya. 

Gereja domestik juga sama. Jadikanlah sarana dan tanda keselamatan. 

Kesatuan tidak identik dengan keseragaman, melainkan menghargai adanya keberagaman. Tapi ada semangat persatuan, mengakui dan menghargai keberagaman.

KATOLIK

Universal, Kristus hadir di dalamnya, terbuka bagi dunia, tidak terbatas tempat, bangsa, budaya, waktu atau golongan tertentu. 

Misa dimana2 saja walaupun gak ngerti bahasanya tapi kita tahu.. oh ini lagi konsekrasi. 

Gereja Katolik tidak dikotak2kan dalam lokasi atau suku spt Gereja lain. 

Apostolik 

Ajaran2 rasul yang diteruskan Paus, Uskup, Imam, dst

Sumber iman

Kitab suci, tradisi suci, magisterium. 

Iman tanpa Perbuatan adalah MATI - Yakobus

Iman haruslah menghidupkan. Bagaimana menghidupkan Iman? 

Mengungkapkan Iman secara Explisit: tanda salib


Merayakan Sakramen2 (ekaristi)

Iman semakin kuat bila diungkapkan secara eksplisit. Bertindak khas Katolik (doa rosario, Novena, Ziarah, dll)

Perbuatan2 baik atau karitatif sebagai perwujudan iman walaupun tidak khas Katolik. (bakso dll) utk menghidupkan iman kita, membangun bonum commune, mencintai bangsa & negara, berdialog. 

Iman meneguhkan orang setia dalam Gereja Katolik.

Saksi2 iman masa kini


Faith has to make us see other believers as brothers and sisters that we have to love and support - Paus Fransiskus.


Umat Katolik pedalaman di Pakistan  dan india, orang2 sederhana yang masih mau jadi Katolik walaupun tidak mendapatkan apa2 di tengah represi mayoritas. 

Sesi tanya jawab dg Monsignor Paskalis:

Saat orang dalam keadaan duka, dikatakan Imanmu sedang diuji, apakah betul Tuhan menguji Iman kita? Apakah orang Katolik percaya takdir? 


Takdir seolah2 dipastikan sudah harus pasti begini (determinisme) . Dalam ajaran Gereja kita, Allah membebaskan manusia utk mengembangkan diri jadi orang baik dengan kemampuan yang ada pada kita. Atau tidak. Kalau sakit apakah iman diuji? Tidak. Sakit itu bagian dr keberadaan manusia yang terdiri dari raga atau jasmani yang bisa sakit. Tapi kalau diuji kesabaran kita, dalam pengertian mengolah diri kita melakukan kebaikan2 dalam sakit kita, kita berjuang mengikuti Allah atau tidak. 

Bagaimana konsep iman bisa diwujudkan dalam masyarakat supaya bisa terwujud iman Trinitas?


Waktu ekaristi, saya menerima hosti dan dengan iman saya percaya bahwa itu Tubuh Kristus. Karena kita menerima dengan iman dan kepercayaan. Orang lain menerima sekadar dengan akal, kalau dia tidak beriman, ya tidak apa2. Walaupun ada mukjizat2 bahwa itu sungguh2 Tubuh dan Darah Kristus. Tapi kita menerima dan percaya walaupun tidak ada bukti mukjizat. Sama spt mengampuni musuh, karena ajaran Yesus kita menerima dan berusaha mengikuti, walaupun sulit. Misalnya bagaimana Paus Yohanes Paulus 2 mengampuni Ali Aqsa, mengunjungi, mendoakan. Spt Theresia Kanak2 Yesus, Luka dibalas Cinta. Dalam keluarga juga yang paling sering melukai kita adalah pasangan kita. Makanya harus ada semangat pengampunan. 

Apa beda OFM dan OFM Capusin dan OFM Conventual? Di medsos kita sering dikafir2kan. Apakah kita kafir? Rohaniwan dan biarawan apakah sama atau beda?


Kalau kita dikafirkan, jangan terlalu terpengaruh, tidak perlu berdebat kusir  dan jangan down karena itu. Bahwa saya bukan orang kafir spt yg dia pikirkan. Mungkin konsep Keallahan kita berbeda dg mereka. Untuk OFM, memahami spiritual Fransiskan, ada beberpa perbedaan. Conventual itu tinggal di biara2 besar. Capusin menghayati kemiskinan secara radikal dan sungguh2, tinggal di biara2 kecil. Masing2 menghayati sisi lain dr St Fransiskus dan spiritualitasnya. Berbeda tp tetap kerjasama. Ada imam biarawan itu hidup membiara dalam tarekat. Rohaniwan misalnya Iman Diocesan tanpa tinggal di biara.