Selasa, 03 Mei 2016

Mama

Apalah artinya hidup?

Hidup tak lebih dari sekumpulan aksi hectic menyambung nafas, yang kemudian menggumpal menjadi kelebatan memory.

Sepanjang hidup, memory tentang mama berkisar pada toko kain yang beraroma acetate, parfum Diorissimo, lembut harum jasmine, lipstick yang patah karena dipakai bermain adik lelakiku saat usia 3 tahun.

Mama adalah lagu-lagu Teresa Teng yang membuai dan rambut bergelombang yang harus dikeriting setiap sekian waktu. Perjalanan naik becak menjahitkan kakekku pakaian saat ulang tahunnya yang merenta, dan buku 姐妹 yang menjadi acuan mode Hongkong.

Mama adalah tangan hangat yang menggenggam saat menyeberang jalan, elusan di rambut yang mendesirkan syaraf kepala, juga pelototan mata saat kita bertingkah.

Mama adalah paradoks, yang melarang sekaligus nantinya memberi ijin. Tentang berkawan. Tentang baptis. Tentang suami. Tentang studi di luar negeri. Mama yang bangga kita mandiri, sekaligus selalu memberi.

Dan saat Mama ischemic stroke kemarin, Mama bukan lagi wanita tegar yang ada di masa laluku. Saatnya kita yang menggenggam tangannya, menyiapkan obatnya, mengancingkan bajunya, dan  membantu menyiapkan kebutuhannya.

Mungkin memory baru akan terbentuk perlahan. Tetapi, bagi aku, mama selamanya adalah hangatnya rumah.

Singapore, 28 April 2016

Tidak ada komentar: