Kamis, 22 Oktober 2015

Life @Gym

Sebelumnya gue mau klarifikasi, gue bukan orang yang atletis. Jam keberadaan gue di gym tidak menjamin tubuh gue ideal. Dan di gym, gue lebih suka nonton TV-nya daripada actually fokus ke pembentukan tubuh.



Pernah denger gak bahwa orang-orang yang spending waktu di gym itu adalah orang-orang yang kompetitif? Gue adalah saksi hidup dari kekompetitifan mereka.

1. Berebut alat
Baik itu alat treadmill, maupun alat beban, jumlahnya terbatas. Biasanya ibu-ibu menguasai treadmill dan bapak-bapak menguasai alat. Mereka datang lebih pagi, dan kadang meletakkan handuk dan minum di alat tersebut, kemudian pergi melakukan sesuatu yang lain (pemanasan, ngobrol dengan personal trainer/teman), tanpa memikirkan perasaan orang lain yang sudah siap untuk memakai alat.

Yang parah, di alat-alat yang memungkinkan kita duduk sambil ngecheck gadget, orang-orang ini dengan santainya duduk / berbaring padahal gak latihan blas. Sedangkan orang lain cuma bisa bolak-balik dengan resah menunggu alatnya.

2. Berebut kelas
Di kelas-kelas khusus, seperti yoga, kita berebut matrass. Di kelas RPM, kita harus berebut sepeda stasioner. Worse, di kelas zumba, kita berebut lokasi berdiri, saking banyaknya peminat, padahal tempatnya terbatas.

Selain itu, ada aja ibu-ibu yang percaya diri bahwa gerakannya sudah selevel dengan instructor. Ibu ini selalu datang terlambat ke kelas yoga, menenteng matrass dari belakang, dan meletakkannya di sebelah instructor. Atau ibu-ibu di kelas belly dance yang lebih heboh dari instructornya. Uber-annoying.

3. Berebut instructor
Selalu akan ada instructor idola dan instructor yang dianggap kelas dua di gym. Perah sekali, di kelas belly dance, ada 2 kubu: kubu ibu-ibu muda yang ingin pelatih yang lebih energetic yang mengajarnya lebih ke belly-robic, dan kubu ibu-ibu tua yang ingin pelatih bellydance yang menitik beratkan pada teknik.

Berhubung ibu-ibu muda ini kompak dan jumlahnya banyak, maka saat pelatih yang memakai teknik ini datang, mereka sengaja memboikot tidak masuk kelas, sehingga akhirnya instructornya diganti oleh yang mereka mau.  Ternyata belakangan baru tau, salah satu dari ibu muda ini ternyata teman satu sanggarnya pelatih belly-robic. Padahal setelah diganti, dia juga jarang muncul.

4. Berebut air minum
Di tiap ruangan ada 1 dispenser galon untuk orang-orang yang berlatih di gym. Di tengah kelas dan di akhir kelas, selalu terjadi penumpukan peminat di depan dispenser galon. Dalam rombongan besar, ibu-ibu ini tidak sungkan-sungkan merangsek ke depan dispenser, walaupun antrian masih panjang. Mungkin takut kehilangan moment di kelas lanjutannya. Entah

5. Berebut remote TV dan TV channel
Di gym ada TV dengan hampir seluruh premium channel TV berbayar. You name it: HBO, FOX Premium, KBS, dst.  Mungkin atas nama pengiritan, banyak orang yang mengejar tontonan di gym, karena di rumahnya gak berlangganan premium (misalnya gue). Pernah sekali, lagu seru-serunya nonton, ada yang mengubah channel. Karena TV remote nya kadang terlalu peka, aku pikir ini kejadian gak sengaja. Jadi aku ubah balik karena lagi seru-serunya. Eh, gak berapa lama, channel TV berubah lagi. Dan aku ubah kembali ke channel yang aku tonton. Dan gak lama berubah lagi.

Karena annoyed dan kehilangan klimaks tontonan, aku memekik: "Siapa sih, yang ganti-ganti channel? Jadi gak ngerti ceritanya". ... Barulah seorang ibu yang berada di atas stairmaster 3 alat dari gue minta maaf, karena dia sedang mengejar SERIAL DRAMA KOREA!!  Jadi dia gak perduli dan gereget juga mau liat serial drama korea tersebut.... Padahal di depan dia juga ada TV nganggur... #yaolohhhh...

Belakangan gue juga sering liat dia di sekolahan anak-anak, parkir paralel di baris ke 3, berhenti, turun, menurunkan anak dengan tas gembolannya, lalu menyeberangkan anaknya, tanpa memperdulikan barisan mobil yang antre di belakangnya... Woalah, Buuuu.... wong kok karep-karepe dhewe.

Tidak ada komentar: