Selasa, 22 Juli 2014

Sesumbar



Demam pemilihan presiden th 2014 kali ini sungguhlah unik. Pertama adalah banyaknya black campaign yang berseliweran DAN (anehnya) dipercaya sama orang-orang, walaupun yang mengeluarkan pertama kali masih belum jelas manusia atau jin, pun yang memuat pertama kali adalah blog abal-abal milik perseorangan, atau website kaum fundamentalis ekstrim yang hari-hari biasa juga omongannya penuh fitnah dan kebohongan. (Memang masalah iman adalah masalah hati dan tidak ada logika -- bukan AgnezMo -- tapi ini akan jadi satu tulisan terpisah kalau mau dijabarkan panjang lebar, dan aku lagi gak minat ngomongin itu)


Selain itu, banyak orang sesumbar. Sesumbar di KBBI definisinya sebagai berikut:


sumbar /sum·bar/, bersumbar /ber·sum·bar /v cak bercakap besar; menyombong; menantang


Tetapi menurut aku, sesumbar itu ada makna spiritualnya, bahwa keyakinan atas apa yang kamu sombongkan atau tantangkan, diatas keyakinan kita bahwa Allah lah perencana terbesar dan tersempurna. Saat kita sesumbar, maka ada makna konotasi bahwa kita mendikte/memerintah Allah untuk mengabulkan apa yang kita mau, bukan sebaliknya, bahwa manusia ini hanyalah menjalankan rencana Allah.


Di dalam sejarah dan dongeng, dahulu kala pun banyak yang sesumbar. Salah satunya mungkin yang terkenal adalah Sumpah Palapa-nya GajahMada (again, ada interpretasi lain bahwa kepatriotisan GajahMada hanyalah drama karangan Moh. Yamin yang masuk ke kurikulum sekolah karena Moh Yamin pernah menjabat Menteri Pendidikan di awal kemerdekaan -- tapi sekali lagi, itu akan jadi tulisan tersendiri).


Tetapi, dahulu kala, sesumbarnya itu sifatnya pribadi, personal.


Tahun ini, banyak sesumbar yang mendukung calon presiden andalannya, dan dengan efek yang ... er... rada-rada. Mulai dari sesumbar potong titit, diperkosa rame-rame, lari telanjang (kalo ini kalo gak salah Sutradara @jokoanwar pernah melakukannya beberapa tahun lampau, walau tanpa lari -- sesumbar Joko Anwar).


Jadi sebagai pop culture yang merupakan produk sampingan dari pilpres kali ini, silakan menikmati hasil dari sesumbaran orang-orang pendukung capres 1 ini : sesumbaran selama pilpres


Adapun buat gue sendiri, sesumbar dalam bentuk apapun, adalah melangkahi kehendak Illahi. Hingga dalam pepatah Cina pun, ada istilah: 人算不如天算 (rén suàn bùrú tiān suàn), yang berarti Rencana Manusia tidak seperti Rencana Langit. Ada unsur spiritualitas disana. Sifatnya sangat pribadi, dan tidak perlu diumbar. Apalagi sampai dishare ke internet, yang cache-nya gak akan ilang walau tulisan utamanya dihapus.


Kota Wisata, 23 Juli 2014

Tidak ada komentar: