Rabu, 16 Juli 2014

Berdamai dengan diri sendiri

Biasanya hari-hari menstruasi adalah hari yang paling mendebarkan,  sekaligus menyebalkan buat aku. Bagaimana tidak,  sejak jaman sekolah dahulu,  kita takut apabila 'tembus' (bukan BOCOR  ya)  ke rok seragam.  Terlebih bila ada kegiatan yg menuntut aktivitas tinggi seperti olahraga atau pramuka.

Begitu beranjak dewasa,  mulailah tiap masa menstruasi selain keluarnya banyak,  kadang diselingi nyeri. Mulailah aku menjadi pencandu obat-obatan mulai dari anti nyeri kelas paracetamol hingga asam mefenamat. Selain itu juga obat asam transeksamik untuk meredakan pendarahan.  Juga zat besi yang kuminum tanpa jeda selama 6th terakhir,  walaupun sel darah merah di tubuh selalu terlalu rendah.

Namun kali ini, hanya kali ini,  aku berjanji untuk menikmati hari-hari penyiksaan ini,  sebagai kenangan bahwa kali ini akan menjadi menstruasi terakhir dalam hidupku.  Bahwa hari ini,  Dokter akan menyuntikkan hormon blocker untuk menghentikan sementara kerja estrogen dalam badan.  Dimenopausekan. Itu istilahku.

Kali ini,  aku menghentikan segala obat-obatan dan dengan tabah berusaha menahan nyeri dan kram melilit yang timbul dari adenomiosis ini.  Kali ini,  aku berdamai dengan rahim ku,  berdamai dengan kewanitaanku.

Berdamai dengan tubuhku sendiri. Tubuh yang mungkin selama ini selalu aku anggap kurang sempurna, terlalu gemuk,  terlalu bertulang besar,  terlalu gempal,  terlalu kekar.  Sampai lupa berterima kasih,  bahwa tubuh ini adalah tubuh yang memberi kehidupan untuk diriku dan ketiga anakku.  Tubuh yang memberi pelukan dan kekuatan terhadap orang-orang yang aku sayang.  Tubuh yang lebih sering dicela daripada dipuji.

Jakarta, 16 Juli 2014

Tidak ada komentar: