Minggu, 02 Agustus 2015

Diaspora Indonesia

Tau gak arti diaspora? Bukan, itu bukan spora yang ada di tumbuh-tumbuhan pakis-pakisan, walaupun arti dasarnya memang dari terminologi tumbuh-tumbuhan itu. Menurut Wikipedia, diaspora, bahasa Yunani kuno διασπορά, "penyebaran atau penaburan benih") bermakna bangsa atau penduduk etnis manapun yang terpaksa atau terdorong untuk meninggalkan tanah air etnis tradisional mereka; penyebaran mereka di berbagai bagian lain dunia, dan perkembangan yang dihasilkan karena penyebaran dan budaya mereka. Lebih detailnya bisa dilihat di sini karena gue gak mau berpolemik dengan istilah.


Banyak wacana Diaspora Indonesia saat Dino Patti Djalal jadi Duta Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat, menyinggung banyaknya perantau asal Indonesia yang tersebar di berbagai belahan bumi, dan merealisasikan perantau-perantau ini sebagai kekuatan ekonomi baru.

Awalnya gue merasa bahwa diaspora ini hanya gagasan diawang-awang untuk kelas menengah dan kelas atas yang settle di negara tertentu dengan kemampuan ekonomi lumayan (di atas kelas menengah di Indonesia). Atau laksana tycoon-tycoon lokal yang berinvestasi di luar negeri mengembangan emporium bisnis mereka.

Kenapa gue berpikir demikian? Karena terus terang gue susah melihat TKW di level pembantu untuk menjadi bibit diaspora Indonesia. Selain posisi mereka yang (tetap) marginal, aktivitas mereka di Luar Negeri sering menjadi sorotan mengenai penganiayaan dan penelantaran. Selain itu, di dalam negeri sendiri, kegiatan TKW/TKI banyak yang merusak tatanan sosial berkeluarga di kampung halaman dengan maraknya suami nikah lagi karena istrinya cari uang untuk keluarga. (Apes banget dah!)

Tetapi yang gue saksikan di kapal pesiar Disney Wonder saat liburan dari Vancouver ke Alaska bulan lalu mengubah pandangan gue mengenai diaspora ini. Saat kami memulai liburan, kami tidak pernah berpikir bahwa di kapal yang berkapasitas penumpang 2400 orang dengan kurang lebih 1000 awak kapal ini, ternyata selain kami ber 16 yang dari Indonesia, kami ditemani oleh hampir 150 awak kapal orang Indonesia.

Dari 150 awak kapak ini, sebagian besar dari Bali, kemudian Manado, baru Jakata/Bekasi/Bogor. Menurut mereka, dari pihak agen perekrut di Bali, mereka prefer nama-nama Bali atau nama-nama Manado daripada nama-nama yang berbau Muslim karena kemungkinan visa kerjanya keluar jauh lebih kecil apabila namanya berbau Muslim. (Kebenaran info ini walahualam).

Bangga? Pasti. Kebanggaan yang sepertinya sama dari para awak kapal ini, yang selalu bilang, "Biasanya jarang orang Indonesia di sini, sekarang mulai banyak". Dan mereka mereka selalu menyempatkan untuk menyapa kita saat berpapasan dengan kita, atau saat serving kita makanan. 

Henny dari Bekasi sudah di Disney Cruise sejak 2010. Satu2nya server wanita Indonesia di kapal kami.

Putra dari Bali, bertugas di Deck 9.


Begitu pula saat kita duduk di Canada Place, beberapa awak kapal membawa wheelchair lalu lalang berbicara bahasa Indonesia, dan akhirnya kami sapa. Mereka bekerja di Princess Cruise. Dan  menurut mereka jumlahnya awak kapal Indonesia memang lumayan banyak.

Saat anak-anak kami lalu lalang di Deck 9 (tempat outdoor dimana kolam renang hingga tempat makan berada), awak kapal dari Indonesia ini yang menjaga anak-anak kita. Bahkan Greg, si bungsu kami, berteman dengan satu awak Indonesia yang bertugas sebagai server di Pinocchio Pizzeria karena tongkrongan gratis ini adalah salah satu favoritnya (dengan rekor satu hari makan 8 slice pizza -- disamping breakfast, lunch, dinner yang bersama-sama kita).

Menurut gue, kapal pesiar Disney Wonder -- yang mensyaratkan seluruh awak kapalnya terdiri dari 50 negara di dunia (termasuk server group kita Elle dari Australia, Ana dari Spain, dan Head Server Rakesh dari Trinidad/Tobago) dengan jalur kapal dari Canada ke Alaska, hingga Florida ke Bahama -- merupakan melting pot alami dari bagaimana saat ini bekerja bisa lintas negara dan lintas benua.  Dan awak kapal ini, bukan hanya kekuatan ekonomi suatu bangsa, tetapi lebih dari itu, kekuatan sosial dan kekuatan budaya suatu bangsa.

Cuma satu keluhan mereka.... di kapal tidak ada cabe.... (I feel you, guys... I feel you....) 

Kenangan unik Disney Wonder - Alaska Cruise
20-27 July 2015




Tidak ada komentar: