Rabu, 22 Oktober 2014

Runaway Mom

Setelah sebelumnya sepedaan menjadi olahraga yang hits, sampe orang-orang spending jutaan sampai puluhan (1 teman bahkan ratusan juta) untuk beli sepeda, olahraga berikutnya yang happening adalah lari.

Seluruh perusahaan besar sepertinya belum dianggap 'besar' sebelum mengadakan acara lari. Mulai dari Fun Run, 5K, 10K, Half Marathon, sampai Full Marathon. (Sebagai gambaran Full Marathon = 42km).

Sebagai orang yang aslinya bergaya hidup sedentary, jujur, gue benci keringetan. Selain harus ganti baju (kalo nggak masuk angin #tuaitusederhana), rambut basah, harus keramas, cucian jadi banyak. Jadi saat sepedaan lagi nge-trend, gue ya tenang-tenang aja. Saat lari jadi lifestyle, gue juga tenang-tenang aja. Santai agar badan tidak pegal, seperti yang dihimbau oleh Bang Haji Rhoma Irama. 

Lagipula secara anatomi, tubuh gue memang tidak terbentuk untuk lari. Bayangkan saja. Pelari akan memakai kaki sebagai tumpuan. Ada yang bilang, saat kita berlari, impact beban yang diterima kaki besarnya 3x lipat berjalan. Lah gue??!! Gak ada pantes-pantesnya lari. Badan segedhe gabon, kaki kecil. Gak proporsional blas. Masih bersyukur sih, dengan lengan dan tungkai kecil, gue bisa pake celana pendek dengan manisnya, asal bagian atasnya jangan ketat. Nanti dikira gue lontong lewat.

Apalagi temen pelari yang kini hijrah ke Makassar pernah cerita, heart rate (denyut jantung) dan tekanan darah juga harus dimonitor saat lari, karena ada kejadian pelari Singapore yang berusia 21 tahun ambruk di garis finish karena ngoyo (mungkin karena hadiah uang event lari ini lumayan). Makin takutlah gue yang punya tensi tinggi ini.

Tapi karena tuntutan post-surgery untuk 'tetap bergerak' supaya peredaran darah lancar, maka gue mulai jalan keliling di dalam cluster. Saat itulah terbersit keinginan untuk memonitor seberapa jauh gue jalan. Note ya: JALAN. Bukan lari. Akhirnya gue putuskan download Endomondo. Apalagi applikasinya free #fakirgratisan . 

Nah mulailah perjalanan di dalam kompleks perumahan,  pamer jarak yang ditempuh (untuk waktu tempuh dan kecepatan gak ada yang bisa dibanggakan karena gue jalan dengan kecepatan nenek-nenek ~ menurut Julian),  dan sok-sokan minum air sesudahnya sesuai dengan indikator Endomondo.  

Yang berikutnya menakutkan adalah,  tiba-tiba akun Endomondo cemen ini difollow oleh suhu-suhu lari. Yayan Mulyana di BSD yang average lari 10K rutin,  Rudy Kurniawan di US yang pasti ikut city-marathon di kediamannya,  serta Edoardo yang dedengkot Cibubur Runners dan pelari profesional. 

Bukan apa-apa sih.  Malunya itu. *sigh*

Tidak ada komentar: